Menteri Pertahanan AS dan Jepang segera bertemu, bahas ancaman China dan Korea Utara



KONTAN.CO.ID - TOKYO. Menteri Pertahanan Jepang, Taro Kono, sedang menyusun agenda pertemuan dengan Menteri Pertahanan AS, Mark Esper. Pertemuan dua sosok penting ini akan diadakan pada tanggal 29 Agustus mendatang di Guam.

Dikutip dari Kyodo, dalam pertemuan ini pembicaraan akan fokus pada ancaman yang mungkin datang dari China dan Korea Utara. Pertemuan ini akan jadi kunjungan luar negeri pertama kementerian Jepang sejak larangan bepergian berlaku akibat pandemi Covid-19. Kunjungan luar negeri terakhir yang dilakukan oleh Kono adalah ke Jerman pada bulan Februari lalu.

Kono berencana berangkat ke Guam dengan menggunakan pesawat milik SDF dan mengadakan pembicaraan dengan Esper di basis militer AS yang ada di sana.


Sumber dari Kyodo mengatakan bahwa keduanya akan mendiskusikan bagaimana cara merespon agresivitas China di Laut China Timur dan Selatan. Mereka juga kemungkinan akan membahas upaya pencegahan yang akan diambil Jepang terhadap ancaman rudal Korea Utara.

Pada bulan Juni lalu, Jepang membatalkan rencana untuk menggunakan sistem pertahan rudal Aegis Ashore yang dikembangkan oleh AS.

Kono dan Esper sebelumnya telah mengadakan pertemuan secara virtual pada bulan Juli lalu. Saat itu perwakilan dari Australia, Linda Reynolds, juga hadir untuk membahas sejumlah isu keamanan maritim.

Baca Juga: Latihan militer AS-Korea: Enam pembom terbang di dekat Semenanjung

Saat itu mereka menegaskan sikap penolakan yang tegas atas upaya penggunaan kekuatan secara paksa yang dapat mengubah status quo dan meningkatkan ketegangan di Laut China Timur dan Selatan.

Meskipun tidak menyebut nama negara, pembicaraan ini sepertinya mengarah pada aktivitas China yang semakin agresif sejak awal tahun.

Saat ini Esper menjadikan kawasan Asia Pasifik sebagai priotitas kebijakan utama. Belakangan wilayah Palau juga mulai masuk dalam pantauan.

Palau adalah negara kepulauan kecil yang terletak di tenggara Filipina. Negara ini pernah ada di bawah kontrol AS selama hampir setengah abad sebelum akhirnya merdeka pada tahun 1994.

Saat ini Palau memilki hubungan diplomatik yang cukup bebas dengan negara-negara di kawasan tersebut, seperti Mikronesia dan Kepulauan Marshall.

Palau juga memiliki kesepakatan dengan AS dalam hal ekonomi dan sejumlah sektor utama lainnya. Wilayahnya yang cukup dengan area jelajah China membuat AS semakin perhatian dengan negara kecil ini.

Baca Juga: Kembali bergolak, kapal induk AS Ronald Reagan kembali lagi ke Laut China Selatan