KONTAN.CO.ID - SEOUL. Pada Rabu (13/12/2023), Menteri Pertahanan Korea Selatanmengancam akan melancarkan "kehancuran besar" terhadap negara tetangganya, Korea Utara, sebagai pembalasan atas tindakan sembrono apa pun. Mengutip
Reuters, pernyataan ini muncul setelah Korea Utara mengatakan pada bulan lalu bahwa pihaknya tidak akan lagi mematuhi pakta militer antara negara bertetangga pada tahun 2018 yang bertujuan untuk mengurangi ketegangan. Langkah Pyongyang ini dilakukan setelah Korea Selatan mengatakan pihaknya akan menangguhkan sebagian perjanjian tersebut, menyusul peluncuran satelit mata-mata oleh Korea Utara.
“Korea Utara hanya punya dua pilihan – perdamaian atau kehancuran,” demikian pernyataan Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengutip perkataan Menteri Pertahanan, Shin Won-sik. Won-sik menambahkan, “Jika Korea Utara melakukan tindakan gegabah yang membahayakan perdamaian, hanya kehancuran besar yang menanti mereka.” Pernyataan tersebut, yang disampaikan dalam pertemuan para komandan militer, muncul kurang dari seminggu setelah Shin mengunjungi komando rudal Korea Selatan, yang menurutnya akan ditugaskan untuk memukul jantung dan kepala musuh secara mematikan jika terjadi perang.
Baca Juga: Kim Jong Un Terobsesi dengan Mobil Lexus, Begini Cara Dia Mendapatkannya Korea Utara membela pengembangan rudal dan senjata nuklirnya sebagai hak kedaulatan yang diperlukan untuk melawan tindakan Amerika Serikat dan sekutunya. “Agresi AS dan langkah-langkah hegemonik untuk memperkuat aliansi adalah akar permasalahan yang memperburuk ketegangan regional,” surat kabar partai berkuasa Rodong Sinmun menulis pada hari Selasa dalam komentarnya mengenai latihan AS dengan Australia dan Jepang. Dalam pertemuannya dengan para komandan, Shin menguraikan langkah-langkah yang diambil militer untuk meningkatkan kemampuannya. Hal ini termasuk meluncurkan satelitnya sendiri, meningkatkan kesejahteraan tentara, dan “secara dramatis” memperkuat sistem pertahanan “tiga sumbu” Korea Selatan yang dirancang untuk melawan ancaman militer Korea Utara, termasuk rencana perang yang memerlukan serangan pencegahan jika diperlukan. Pada hari Selasa, kementerian tersebut meminta kenaikan anggaran pertahanan tahun depan sebesar 4,5%, yang bertujuan untuk meningkatkan sistem “tiga sumbu” dengan lebih banyak kapal selam, jet siluman F-35A buatan AS, dan sistem pertahanan rudal.
Baca Juga: Kim Jong Un Menangis dan Memohon, Ini Penyebabnya Pekan lalu, penasihat keamanan nasional Amerika Serikat, Korea Selatan dan Jepang, bertemu di Seoul, menyepakati inisiatif baru untuk menanggapi ancaman Korea Utara di dunia maya, mulai dari penyalahgunaan mata uang kripto hingga peluncuran luar angkasa. Korea Selatan dan Amerika Serikat akan mengadakan pembicaraan mengenai pencegahan nuklir pada hari Jumat sebagai bagian dari komitmen Washington untuk memberikan Seoul lebih banyak wawasan mengenai rencananya jika terjadi konflik dengan Korea Utara. Karena perang mereka pada tahun 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata dan bukan perjanjian damai, kedua negara bertetangga tersebut secara teknis masih dalam keadaan perang.
Editor: Barratut Taqiyyah Rafie