KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, pada hari Selasa (5/9) menyatakan bahwa fokus operasi militer Rusia saat ini berada di wilayah Ukraina tenggara, tepatnya wilayah Zaporizhzhia. Mengutip
AP News, Shoigu mengatakan bahwa Ukraina telah mengerahkan brigade cadangan yang dilatih oleh sekutu Barat di Zaporizhzhia. Keputusan ini diambil Shoigu setelah mendapatkan laporan bahwa pasukan Ukraina di kawasan itu telah mendapat banyak kemajuan dan mengancam keberhasilan operasi militer Rusia.
Jika pertahanan Rusia di kawasan itu runtuh, maka pasukan Ukraina dapat bergerak ke selatan menuju pantai dan berpotensi memecah pasukan Rusia menjadi dua.
Baca Juga: Rusia Klaim Telah Berhasil Musnahkan 70% Peralatan Militer Ukraina yang Dipasok Barat Keuntungan Ukraina juga dilihat oleh lembaga
think tank Institute for the Study of War. Mereka menjelaskan bahwa saat ini infanteri ringan Ukraina telah maju melampaui beberapa parit anti-tank dan ladang ranjau padat yang membentuk pertahanan berlapis Rusia di Zaporizhzhia. Sejak Ukraina memulai serangan balasan sekitar tiga bulan lalu, pasukan militer Ukraina telah berhasil maju sejauh 7 kilometer di wilayah Zaporizhzhia. Pejabat militer Ukraina juga mengklaim bahwa mereka berhasil melewati benteng pertahanan Rusia pekan lalu untuk merebut kembali desa Robotyne. "Pasukan Ukraina telah membuat lebih banyak kemajuan di wilayah itu dan memperkuat posisi yang direbut pada Selasa pagi," kata Pavlo Kovalchuk, juru bicara Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina. Jika pasukan Ukraina berhasil maju setidaknya sejauh 15 kilometer, mereka bisa berada dalam jangkauan rute transportasi timur-barat Rusia dan berpotensi melemahkan kemampuan tempur Rusia.
Baca Juga: Rusia Kembali Produksi Drone Kamikaze untuk Memenuhi Kebutuhan Perang Sayangnya, saat ini pasukan Ukraina maju tanpa perlindungan dari serangan udara. Situasi ini membuat kemajuan mereka cukup lambat. Di kubu lawan, Rusia semakin gencar melancarkan serangannya di timur laut untuk menahan pasukan Ukraina dan mencegah mereka dikerahkan kembali ke selatan. Lembaga
think tank lain,
Royal United Services Institute, melihat bahwa saat ini Ukraina telah mengubah taktik serangannya untuk menerobos garis pertahanan Rusia. Militer Ukraina beralih dari menggunakan kendaraan lapis baja yang dipasok Barat menjadi serangan taktis yang lebih terencana dan menghasilkan keuntungan tambahan. Namun,
Royal United Services Institute merasa bahwa upaya itu berjalan lambat dengan kamajuan yang dicapai hanya sekitar 700–1.200 meter setiap lima hari. Periode waktu itu dianggap lebih dari cukup bagi pasukan Rusia untuk melakukan serangan balasan.