Menteri Perumahan Maruarar Ungkap Pesan Prabowo Soal Lahan Program 3 Juta Rumah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Usai dilantik, Menteri Perumahan dan Kawasan Pemukiman Maruarar Sirait mengungkapkan bakal bekerja cepat demi mewujudkan target pembangunan program 3 juta rumah gagasan Presiden Prabowo Subianto dalam lima tahun ke depan atau periode 2024-2029.

Ara, sapaan akrab Maruarar mengatakan, lahan yang akan dimanfaatkan untuk pembangunan perumahan rakyat tersebut di antaranya tanah-tanah yang selama ini disita oleh negara.

"Besok saya akan ketemu dengan pak Jaksa Agung langsung untuk melihat bagaimana mekanisme untuk tanah-tanah sitaan yang ada, supaya kita bisa gerak cepat, prosedurnya seperti apa, titiknya ada di mana," ujarnya saat ditemui di Gedung Kementerian PUPR, Senin (21/10) malam.


Baca Juga: Bangun Rumah Rakyat, Menteri Perumahan Buka Opsi Gunakan Lahan Sitaan

Ara juga menyebutkan bahwa lahan yang saat ini berada dalam kepemilikan aparat hukum, tak luput dari pemanfaatan program tersebut. Menurutnya, ini sesuai dengan arahan dari Presiden Prabowo.

"Arahan Bapak Presiden Prabowo harus bergerak cepat jadi kita juga akan memanfaatkan tanah-tanah yang ada dalam kepemilikan aparat hukum supaya itu bisa cepat untuk dibangun," kata Ara.

Ara menuturkan bahwa lahan-lahan sitaan negara tersebut diketahui memiliki luasan yang cukup besar. Dia bilang, tanah tersebut salah satunya berada di Pulau Jawa.

Selain itu, ia juga telah berkomunikasi dengan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terkait pemanfaatan lahan yang berada di perkotaan. Ini semata-mata untuk memberikan kemudahan kepada masyarakat agar pengeluarannya bisa terpangkas, efisiensi waktu dan lain sebagainya.

Baca Juga: Menjabat sebagai Menteri PKP, Ini Prioritas Pertama Maruarar Sirait

Di sisi lain, Ara juga akan mempelajari terkait penyaluran rumah subsidi yang dinilai tidak tepat sasaran. Untuk itu, ia tidak segan-segan mencari celah korupsi yang kemungkinan terjadi pada program subsidi rumah tersebut.

"Kita akan mempelajari, mengevaluasi selama ini tidak tepat sasaran, itu harus kita cari tahu asalnya. Kita juga diminta untuk kebocoran-kebocoran, saya akan mengundang terbuka, pemerhati korupsi, di mana titik-titik korupsi," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi