KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimoeljono melakukan kunjungan bilateral ke Turki (23/6). Dalam kunjungan resmi yang dilakukan secara virtual tersebut Menteri Basuki diterima oleh mitranya, Menteri Perdagangan Turki, Ruhsar Pekcan. Menteri Perdagangan Turki, Ruhsar Pekcan merupakann pihak mengkoordinasikan seluruh perusahaan konstruksi Turki untuk melakukan ekspansi ke luar negeri.
Pada pertemuan virtual tersebut, Menteri Basuki didampingi oleh Duta Besar RI untuk Turki, Lalu Muhamad Iqbal, para pejabat eselon I dan II di lingkungan Kementerian PUPR dan kementerian lainnya, Ketua KADIN Rosan Roslani, pimpinan sejumlah BUMN konstruksi serta wakil dari sejumlah perusahaan konstruksi swasta Indonesia juga ikut hadir dalam pertemuan itu. "Sedianya saya akan melakukan kunjungan pada sekitar April lalu, namun karena wabah virus corona Covid-19, terpaksa harus kami tunda dan baru saat ini dapat dilakukan meskipun secara virtual," ujar Menteri Basuki dalam pernyataan awalnya sembari memamerkan teh Turki dan panganan Turki kepada Menteri Perdagangan Turki. Bagi Menteri Basuki, pembangunan infrastruktur merupakan prioritas bagi Pemerintah Indonesian hingga tahun 2024. Presiden Joko Widodo memiliki visi menggunakan pembangunan infrastruktur untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan produktivitas serta daya saing nasional. "Kami terbuka bagi keterlibatan pihak asing, baik untuk ikut mengerjakan proyek infrastruktur maupun untuk berinvestasi di bidang infrastruktur”, imbuh Basuki. Menanggapi pernyataan Menteri Basuki, Menteri Ruhsar menyampaikan sambutan hangatnya atas kunjungan virtual tersebut. Ruhsar berharap dapat menerima Menteri Basuki dalam kunjungan sesungguhnya secara tatap muka di Ankara Turki dalam waktu dekat. Menteri Ruhsar juga menyampaikan antusiasme perusahaan Turki untuk berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia. Menurut Ruhsar perusahaan-perusahaan konstruksi Turki memiliki pengalaman luas dalam mengerjakan proyek-proyek infrastruktur di berbagai negara. "Perusahaan-perusahaan konstruksi Turki memiliki reputasi internasional dan pengalaman yang luas dalam pembangunan infrastruktur di berbagai negara, khususnya di Euroasia, Eropa, Timur Tengah dan Afrika. Perusahaan Konstruksi Turki memiliki peran utama dalam pemindahan ibu kota Kazakhstan dari Almaty ke Astana," kata Menteri Ruhsar berpromosi. Selain melakukan pembicaraan bilateral dengan Ruhsar, Menteri Basuki juga menghadiri kegiatan Forum Bisnis Konstruksi Indonesia-Turki. Forum Bisnis Konstruksi Indonesia-Turki yang juga dilangsungkan secara virtual tersebut diprakarsai oleh KBRI Ankara bersama dengan Asosiasi Konstruksi Turki (TMB) dan Dewan Kerjasama Ekonomi Indonesia-Turki (DEIK). Dalam forum yang dihadiri lebih dari 60 perusahaan besar di bidang konstruksi Turki serta lebih dari 30 perusahaan konstruksi Indonesia tersebut, Menteri Basuki memaparkan rencana pembangunan infrastruktur 2020-2024 serta menjawab berbagai pertanyaan dari peserta Turki. Sebagai tindak lanjut, Duta Besar RI untuk Turki, Lalu Muhamad Iqbal menjelaskan, Menteri Baseki meminta dirinya untuk memfasilitasi pembentukan sebuah kelompok kerja bersama guna membahas berbagai peluang kerjasama dan sekaligus mengidentifikasi skema-skema pembiayaan. Menteri Basuki juga meminta secara khusus kepada Asosiasi Perusahaan Konstruksi Turki agar menjadikan Indonesia sebagai pintu masuk atau hub bagi perusahaan Turki untuk masuk ke Asia. "Khususnya kawasan ASEAN," ujar Duta Besar RI untuk Turki, Lalu Muhamad Iqbal dalam pernyataan tertulis yang diterima KONTAN.
Perusahaan-perusahaan konstruksi Turki memiliki pengalaman internasional yang luas. Pada tahun 2018, sebanyak 44 perusahaan Turki masuk dalam 250 perusahaan terbesar di dunia di bidang konstruksi versi majalah ENR (Engineering News Record). Jumlah ini menjadikan perusahaan konstruksi Turki sebagai terbesar kedua di dunia setelah perusahaan konstruksi China. Perusahaan-perusahaan Turki tercatat sudah aktif melakukan ekspansi ke luar negeri sejak tahun 1970-an dan hingga saat ini telah mengerjakan 10,147 juta proyek di 126 negara dengan total nilai US$ 401,3 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Syamsul Azhar