Menteri Rini: Kinerja Garuda Indonesia akan positif akhir tahun ini



KONTAN.CO.ID - TEMBAGAPURA. PT Garuda Indonesia (persero) Tbk berharap tahun ini bisa mencatat untung US$ 70 juta kendati restatement kinerja keuangan pada tahun 2018 lalu, GIAA mencatat rugi sebesar US$ 175,03 juta. Emiten berkode GIAA itu juga menyiapkan beragam strategi untuk membuat bottomline positif.

Salah satu penyebab restatement dilakukan terkait adanya penghentian kontrak kerjasama dengan PT Mahata Aero Teknologi untuk kerjasama inflight entertainment senilai US$ 239 juta. Sebelumnya kerjasama itu akan berlangsung selama 15 tahun termasuk pemasangan di Citilink dan Sriwjaya Air.

Rini M Soemarno, Menteri BUMN tak terlalu risau menanggapi restatement laporan keuangan GIAA tahun lalu. Ia tak terlalu khawatir soal restatement tersebut karena faktanya kinerja Garuda di paruh pertama tahun ini masih positif.


Menurutnya saat ini cash flow perusahaan penerbangan milik BUMN itu masih cukup baik dan harapannya bisa mencatat untung tahun ini.

"Untuk pencatatan (dari Mahata) itu tidak ada cash in atau cash out, jadi waktu dilakukan restatement adalah hanya sebagai buku saja. Memang bukunya Garuda itu mengalami kerugian di 2018," ujar Rini di Tembagapura, Sabtu (27/7)

Berkaca pada kinerja kuartal I yang mencatat tercatat masih untung US$ 19,73 juta, Rini percaya GIAA bisa terus mempertahankan tren positifnya sampai tutup tahun. Beberapa program Garuda untuk melakukan efisiensi serta perbaikan operasional bisa menjadi kunci GIAA mencatat bottom line yang positif.

"Kuartal pertama sudah untung dan kalau saya dengar juga, kuartal II juga sudah untung lebih banyak lagi. Jadi Alhamdulillah, InsyaAllah 2019 sudah untung," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .