KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kementerian Investasi dan Hilirisasi atau Badang Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan sangat terbuka bagi investor asing yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia. Menteri Investasi dan Hilirisasi atau Kepala BKPM Rosan Roeslani menyampaikan, pemerintah telah merevisi daftar negatif investasi (DNI) sejak akhir tahun 2021 hingga 2022. Hasil revisi tersebut, dari 100 lebih industri yang tidak boleh dimasuki oleh pihak asing, sekarang hanya tinggal 6 industri saja yang tidak boleh dimasuki oleh pihak asing.
“Jadi, di saat yang sama, kita sedang menyederhanakan banyak kebijakan, regulasi, dan juga, di saat yang sama,” tutur Rosan dalam agenda Indonesia-Europe Investment Summit 2024, Senin (9/12).
Baca Juga: BKPM Bakal Fokus Tawarkan Investasi di 5 Hingga 6 Komoditas Hilirisasi Rosan menyebut, strategi ini dilakukan untuk mendorong investasi sebanyak-banyaknya dan pada muaranya akan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih tinggi lagi. Maklum, Presiden Prabowo Subianto memiliki target pertumbuhan ekonomi yang cukup ambisius, yakni sebesar 8% dalam lima tahun ke depan. Untuk mencapai target tersebut, dibutuhkan ekstra kerja keras, karena dalam kurun 10 tahun kebelakang, pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya berada kisaran 5%. “Dan investasi akan memainkan peran yang sangat signifikan dalam bagaimana kita mencapai pertumbuhan ekonomi 8% ini, di samping konsumsi domestik kita,” ungkapnya. Untuk mendorong investasi, salah satunya pemerintah akan mendorong investasi di sektor hilirisasi. Hal ini karena hilirisasi bisa menciptakan nilai tambah. Adapun pemerintah sudah memetakan 28 komoditas hilirisasi yang akan digali. Diantaranya, batu bara, nikel, timah, tembaga, bauksit, besi steci, emas perak, timbal aspal, pasir, mangan, kobalt, logam tanah jarang. Kemudian, minyak bumi, gas alam, minyak kelapa sawit, kelapa, karet, biofuel, gaku gelondongan, getah pinus, udang, ikan, kepiting, rumput laut, garam, pala, coklat, dan ikan nila. Nah dari 28 komoditas hilirisasi tersebut, pemerintah akan memfokuskan terlebih dahulu pada komoditas mineral dan batubara, perkebunan, perikanan, kehutanan, dan lainnya.
Baca Juga: Prabowo Ajak Puluhan Investor Jepang Ikut Bangun Great Giant Sea Wall Lebih lanjut, apabila 28 komoditas tersebut sudah dimaksimalkan hingga 2040, potensi investasi yang masuk akan mencapai US$ 618 miliar, dengan berkontribusi ke produk domestik bruto (PDB) sebesar US$ 235,9 miliar. Disamping itu, kinerja ekspor juga akan mencapai US$ 857,9 miliar, serta bisa menciptakan tenaga kerja baru sebesar 3,1 juta orang. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat