Menteri Susi balas pernyataan ahli kelautan ITB



JAKARTA. Menteri Kelautan dan Perikanan (MKP) Susi Pudjiastuti menyadari pengangkatannya sebagai menteri di jajaran Kabinet Kerja menimbulkan pro dan kontra. Salah satunya adalah soal kepakarannya, yang dianggap sebagian orang remeh.

Namun, Susi ingin membuktikan bahwa dirinya memang mampu menduduki posisi tersebut. Dalam dialog dengan pengusaha di sektor maritim, Selasa (11/11), Susi memaparkan berbagai kebijakan yang akan dia ambil. Salah satu targetnya adalah meningkatkan penerimaan negara bukan pajak (PNBP).

Untuk itu, Susi akan melakukan berbagai langkah, dimulai dari pembenahan tata kelola, meningkatkan PPh kapal besar, dan membebaskan retribusi bagi kapal kecil.


"Negeri ini suka aneh. Kadang-kadang ada yang tidak jalan, bikin badan baru. Perpajakan enggak jalan, bikin pos baru. Padahal untuk menaikkan PNBP itu bisa dengan meningkatkan PPh-nya. Suatu saat saya akan berikan saran (ke Menkeu). Sayangnya saya tidak memiliki legitimasi kepakaran dalam hal apapun karena ijazah saya," ujar Susi.

Sejurus kemudian dia bilang, jika program-programnya nanti berjalan baik, dirinya berharap ke depan Kabinet Kerja mengerti dengan apa yang dilakukannya. "Mereka tahu, oh ternyata Susi bisa mikir ini toh, tidak hanya jualan ikan," kata dia.

Dalam kesempatan tersebut, Susi juga berharap tidak hanya menteri-menteri di kabinet saja yang bisa memahami cara kerja Susi, namun juga ahli kelautan dari Institut Teknologi Bandung (ITB).

"Dari ITB juga kan, kemarin dia bilang, Jokowi itu ngaco milih Susi. Sekarang saya tanya, yang ngaco Pak Jokowi atau ITB, karena saya pernah dapat penghargaan Ganesha dari ITB. Atau jangan-jangan dua-duanya yang ngaco?" seloroh Susi, disambut tawa para pengusaha.

Asal tahu saja Susi Pudjiastuti pernah menerima penghargaan "Ganesha Widya Jasa Aditama Award" dari ITB pada 2011 lalu. Susi, juga pernah mendapat penghargaan "Women and the economy summit (WES) Award, US pada tahun yang sama. (Estu Suryowati)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie