Harga minyak dunia yang tengah menggila boleh saja memicu kekhawatiran banyak pihak. Tapi, buat perusahaan konstruksi minyak dan gas seperti PT Elnusa Tbk, licinnya emas hitam itu justru ibarat mendapat durian runtuh di depan mata. Maklum, kenaikan harga minyak akan membuat perusahaan-perusahaan penambang migas menggenjot produksinya. Wajar pula, kini banyak perusahaan baru yang ingin ikut mencecap peruntungan berbisnis migas.Kalau sudah begitu, Elnusa yang merupakan anak perusahaan PT Pertamina akan menuai berkah. "Meningkatnya harga minyak dunia akan meningkatkan aktivitas pencarian migas. Padahal pencarian migas tentu membutuhkan jasa hulu migas seperti kami ini," kata Presiden Direktur Elnusa Eteng Ahmad Salam kepada KONTAN, Jumat (7/3) lalu.Itu sebabnya, emiten bersandi ELSA benar-benar kebanjiran proyek. Hingga saat ini, divisi bisnis hulu migas Elnusa yang menyediakan jasa pengukuran data geofisika atau seismik, pengeboran, dan produksi migas telah mengantongi kontrak kerja dengan nilai lebih dari Rp 1,2 triliun. Proyek itu mencakup kegiatan penunjang hulu migas seperti penyediaan pipa casing.
Menuai Untung dari Licinnya Minyak
Harga minyak dunia yang tengah menggila boleh saja memicu kekhawatiran banyak pihak. Tapi, buat perusahaan konstruksi minyak dan gas seperti PT Elnusa Tbk, licinnya emas hitam itu justru ibarat mendapat durian runtuh di depan mata. Maklum, kenaikan harga minyak akan membuat perusahaan-perusahaan penambang migas menggenjot produksinya. Wajar pula, kini banyak perusahaan baru yang ingin ikut mencecap peruntungan berbisnis migas.Kalau sudah begitu, Elnusa yang merupakan anak perusahaan PT Pertamina akan menuai berkah. "Meningkatnya harga minyak dunia akan meningkatkan aktivitas pencarian migas. Padahal pencarian migas tentu membutuhkan jasa hulu migas seperti kami ini," kata Presiden Direktur Elnusa Eteng Ahmad Salam kepada KONTAN, Jumat (7/3) lalu.Itu sebabnya, emiten bersandi ELSA benar-benar kebanjiran proyek. Hingga saat ini, divisi bisnis hulu migas Elnusa yang menyediakan jasa pengukuran data geofisika atau seismik, pengeboran, dan produksi migas telah mengantongi kontrak kerja dengan nilai lebih dari Rp 1,2 triliun. Proyek itu mencakup kegiatan penunjang hulu migas seperti penyediaan pipa casing.