Menubruk untung yang terbang dari balon tepuk



Balon tidak cuma menghias acara anak-anak. Benda yang identik dengan suasana yang ceria dan meriah itu juga dimanfaatkan banyak perusahaan untuk menghiasi acara mereka, terutama event yang berbau promosi.Nah, tren penggunaan balon untuk kegiatan promosi perusahaan mulai berubah. Dahulu, jenis yang digunakan adalah balon raksasa, yang diikat di tempat-tempat strategis. Di balon tersebut, pebisnis biasanya menulis merek atau pesan yang ingin mereka sampaikan. Kini, perusahaan juga menggunakan jenis balon lain untuk berpromosi. Sesuai kegunaannya, yaitu untuk ditepukkan ke satu sama lain, agar menimbulkan suasana yang ramai, balon  ini biasa disebut balon tepuk.Perubahan tren itu dirasakan oleh PT Inovasi Teknologi Balon (Inotek), yang berdiri sejak tahun 1999. Saat pertama kali berdiri, Inotek memproduksi balon udara yang saat itu populer sebagai media perusahaan berpromosi. Belakangan, pelanggan kelas kakap Inotek lebih sering meng-order balon tepuk, yang dihiasi logo mereka. Balon itu lantas dibagi-bagikan ke peserta kegiatan atau pengunjung acara perusahaan.Produsen balon tepuk sendiri masih sedikit, termasuk Inotek. “Di Jakarta, baru ada tiga perusahaan,” tutur Mohammad Hasanudin alias Hasan, Manajer Marketing Inotek. Maklumlah, modal yang dibutuhkan untuk memproduksi balon terbilang besar, sekitar Rp 100 jutaan. Dana itu terpakai untuk membeli mesin sablon dan mesin pres buatan China.Inotek mulai melayani pemesanan pembuatan balon tepuk sejak tahun 2005. Seberapa besar pasar balon tepuk saat ini bisa disimak dari pengalaman Inotek. Balon pesan biasanya digunakan untuk meramaikan acara olahraga. Nah, banyak korporasi yang memang gemar menjadi sponsor acara olahraga. Maklum, acara olahraga berhias pesan sponsor pasti ada tiap tahun.Selama delapan tahun terakhir, Inotek memasok balon tepuk untuk acara olahraga yang digelar nama-nama besar, semacam Djarum, Toyota, BRI, BCA, Honda, Yamaha, Garudafood, Kalbe, dan Danamon. Bahkan, ada perusahaan yang rutin menggelar event hingga tiga kali dalam setahun. Contohnya Djarum di bulutangkis dan Kalbe di kegiatan fun bike. Event yang digelar perusahaan besar biasanya membutuhkan 30.000 balon tepuk. Untuk memenuhi order sebanyak itu, Inotek yang berlokasi di Duri, Kebon Jeruk, Jakarta, membutuhkan waktu antara 10 hari–15 hari untuk produksi hingga pengiriman.Harga jual yang dipatok Inotek untuk balon tepuk adalah Rp 3.000 dengan jumlah pesanan minimal 1.000 buah. Bayangkan saja, jika langganan Inotek tadi memesan 30.000 buah balon sekali tepuk, berapa omzet pembuat balon ini. Bagi Inotek yang sudah memiliki kapasitas produksi sebesar 3.000 balon per hari, tentu tidak sulit menangani pesanan hingga puluhan ribu balon dari satu pelanggan.Selain pabrikan semacam Inotek, ada juga yang hanya mencari order. Untuk memenuhi pesanan itu, pebisnis balon tepuk biasanya mencari pabrik yang sanggup memproduksi. Usaha ini dijalankan oleh Rifai, dengan bendera usaha PT Jaya Balon. Mengawali bisnisnya di tahun 2010, di daerah Cipondoh, Tangerang, Rifai mengaku menjajal pasar sebagai alasan memilih usaha balon tepuk. Pelanggan Jaya Balon selain dari kawasan Jabodetabek juga berasal dari daerah-daerah. “Karena di banyak daerah, belum ada pelaku usaha balon tepuk,” tutur Rifai. Nah, apabila ada pesanan, Rifai akan mengajukan order ke pabrikan seperti Inotek. Biasanya, produsen akan mengenakan harga yang tidak jauh berbeda ke pebisnis semacam Rifai. Kalau pun ada diskon, besarnya cuma berkisar Rp 100 hingga Rp 200 per balon. Rifai mengaku, banderol balon tepuk yang ia pasang berkisar Rp 4.000–Rp 5.000 per buah. Dengan angka itu, bisa kita hitung keuntungan rata-rata Rifai berkisar 30%–60% per buah.Rifai memberlakukan jumlah minimal pemesanan, yaitu 2.000 buah. Jangka waktu pemesanan hingga barang jadi adalah 7 hari. Jika lokasi pemesan di Jakarta, Rifai langsung mengantarkan. Sayang, Rifai masih enggan berbagi informasi tentang omzet dan keuntungan pasti dari balon tepuk.Layanan antar plus tiup balonAdapun layanan yang diberikan Inotek kepada pelanggan di Jabodetabek tidak cuma pengiriman gratis, tapi juga layanan meniup balon. Biasanya, balon tepuk akan diantar Inotek ke lokasi kegiatan pelanggan. Sekitar enam orang pegawai Inotek akan turut hadir di tempat yang sama untuk memompa balon tepuk yang berjumlah puluhan ribu tersebut.Pelanggan lain yang juga rutin memesan balon tepuk ke Inotek adalah berbagai event organizer (EO) dari daerah. Sependapat dengan Rifai, Hasan menuturkan, pebisnis balon tepuk di daerah nyaris belum ada. Menurut Hasan, itu sesuai dengan rendahnya frekuensi kegiatan berskala besar di daerah. Nah, jenis pelanggan EO di Inotek, biasanya memesan antara 5.000 hingga 10.000 sekali pesan “Dalam setahun, mereka bisa order hingga lima kali,” tutur Hasan. Ada sekitar 20 EO yang menjadi pelanggan Inotek dan rutin memesan. Sejauh ini, produksi balon tepuk tidak mengalami kendala bahan baku. Maklumlah, semua bahan baku balon tepuk, seperti plastik PVC, bisa dibeli langsung dari pabrik plastik. Bahan lain, seperti cat, juga relatif mudah dicari. Agar bisa bersaing, kualitas balon tepuk harus bagus. Kalau tidak ada kebocoran, harusnya bisa tahan sebulan.Karena event olahraga tidak tentu ada saban pekan, lebih lagi menjelang pemilu, produsen mesti pintar mencari strategi. Hasan, misalnya, menawarkan pembuatan balon tepuk dengan sablon foto, untuk kampanye calon legislatif atau partai menjelang pemilu. Bentuk balon tepuk juga tidak harus lonjong, karena bisa bulat atau kotak. Dengan model balon seperti itu, logo atau nama pesan yang ingin disampaikan akan terlihat lebih jelas dan menonjol.                           

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Tri Adi