Menuju Swasembada Pangan, Bulog Tak Lagi Komersial



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan salah satu siasat dalam mewujudkan swasembada pangan, pemerintah bakal memperkuat peran Perum Bulog.

Zulhas mengungkapkan, pemerintah akan melakukan transformasi pada Perum Bulog, di mana ke depan peran BUMN Pangan tersebut tidak lagi mengejar keuntungan atau komersialisasi produk pertanian seperti jagung, gabah, padi dan lain sebagainya.

“Fungsi Bulog harus kembali, harus transformasi lembaganya, nggak bisa komersial lagi, kalau komersial nanti beli jagung rakyat, beli gabah itu hitung-hitungan Bulog ini untung atau rugi, kalau rugi diperiksa (jadi) susah,” ujarnya di Kantor Kemenkop Pangan, Jakarta, Kamis (21/11).


Baca Juga: Zulhas Sebut Impor Beras Bakal Dihentikan Tahun Depan

Meski demikian, Zulhas menyebut, pihaknya bakal menggelar rapat koordinasi lanjutan demi mengejar transformasi kelembagaan Perum Bulog tersebut.

“Sudah disepakati nanti, yang penting lembaganya ada perubahan seperti apa nanti kita bahas lagi minggu depan,” jelasnya.

Di lokasi yang sama, Direktur Utama Perum Bulog, Wahyu Suparyono mengatakan, pihaknya akan mengusulkan Bulog nantinya akan langsung di bawah Presiden tidak lagi dalam naungan Kementerian BUMN.

“Saya hanya menyiapkan konsepnya, badannya seperti apa, kita siapkan naskah urgensinya, kita usulkan strukturnya. Kalau soal digabung tidak digabung, kita usulkan ada di bawah Presiden,” terangnya.

Wahyu menuturkan, hal ini telah disampaikan kepada Menteri BUMN Erick Thohir maupun Wakil Menteri. Namun, di tahun 2025 Perum Bulog masih menggunakan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) BUMN sebagai Perum.

“Kita sebagai operator tetap jalan, kalau enggak nanti berhenti dong penyerapan gabah, penyerapan beras. Setelah itu BUMN tetap jalan, tapi tim transformasi nanti akan dibentuk dengan Keputusan Presiden (Keppres). Konsepnya sudah kita siapkan,” tuturnya.

Lebih lanjut, Wahyu menambahkan, ihwal tak lagi menjadi komersil, pihaknya akan membahas lebih lanjut. Hanya saja, kata dia, Bulog tentu akan lebih dekat dengan petani.

“Yang pasti Bulog sebagai stabilisator, lebih dekat lagi kepada petani. Artinya kita betul-betul melakukan pemberian layanan kepada publik dan kepada petani,” tandasnya.

Baca Juga: Swasembada Pangan Dipercepat Jadi 2027, Ini Rencana Pemerintah

Selanjutnya: WTON Revisi Target Kontrak Baru Tahun 2024 Jadi Rp 6 Triliun

Menarik Dibaca: 30 Ucapan Hari Guru Nasional dalam Bahasa Inggris Beserta Arti Penuh Makna

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Sulistiowati