Menuju Tahun Pemilu Paruh Waktu, Trump Berharap Isu Ekonomi Jadi Senjata Kemenangan



KONTAN.CO.ID - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berupaya menjadikan kinerja ekonomi sebagai isu utama menjelang pemilu paruh waktu (midterm) 2026.

Dalam pidato di negara bagian medan pertempuran politik (swing state) North Carolina pada Jumat (19/12/2025), Trump menyampaikan optimismenya bahwa kebijakan ekonominya akan membawa kemenangan bagi Partai Republik.

Baca Juga: Apa yang Membuat Algoritma TikTok Begitu Istimewa?


Meski sentimen konsumen melemah menjelang libur akhir tahun dan tingkat kepuasan publik terhadap kinerjanya masih rendah, Trump menyoroti kenaikan pasar saham, inflasi yang lebih rendah dari perkiraan, serta kesepakatan pemangkasan biaya obat-obatan sebagai bukti keberhasilan pemerintahannya.

“Capaian ini saja seharusnya cukup untuk memenangkan pemilu paruh waktu,” kata Trump, merujuk pada kesepakatan penurunan harga farmasi.

Terkait inflasi, Trump menegaskan, “Saya sudah bilang.”

Pidato berdurasi sekitar 90 menit tersebut dikemas sebagai pidato ekonomi, meski meluas ke berbagai topik lain, termasuk hasil tes kognitifnya, komentar tentang kecerdasan mantan kandidat presiden dari Partai Demokrat Hillary Clinton, hingga tuduhan terhadap aparat penegak hukum.

Trump juga tidak menyinggung rilis ribuan dokumen yang telah disunting terkait mendiang Jeffrey Epstein yang diumumkan pada hari yang sama.

Baca Juga: Ekspor Magnet Tanah Jarang China Capai Rekor Kedua Tertinggi

Agenda Trump Diuji di Pemilu 2026

Dengan tekanan ekonomi yang masih dirasakan masyarakat, termasuk kenaikan harga dan peningkatan tingkat pengangguran, Trump menghadapi tantangan besar menjelang pemilu paruh waktu November 2026.

Jajak pendapat Reuters/Ipsos yang dirilis pekan ini menunjukkan hanya 33% warga AS yang menyetujui cara Trump menangani perekonomian.

Meski demikian, Trump kembali menegaskan bahwa ekonomi AS berada di ambang lonjakan pertumbuhan berkat kebijakannya.

Ia juga menyalahkan Partai Demokrat atas berbagai kesulitan ekonomi yang dirasakan masyarakat. Argumen serupa sebelumnya ia sampaikan dalam kampanye di Pennsylvania dan melalui siaran nasional.

Baca Juga: Google Minta Karyawan Pemegang Visa AS Tunda Perjalanan Internasional

Trump mengklaim telah menurunkan harga bensin, menerapkan tarif yang menghasilkan miliaran dolar bagi kas negara, serta menarik komitmen investasi ratusan miliar dolar dari pemerintah asing.

Namun, sejumlah kalangan Partai Republik khawatir kondisi ekonomi dapat menggerus peluang mereka mempertahankan kendali atas Dewan Perwakilan Rakyat dan Senat dalam dua tahun terakhir masa jabatan Trump.

Sementara itu, Partai Demokrat menilai Trump justru gagal mengelola ekonomi—isu utama yang mengantarkannya kembali ke Gedung Putih pada pemilu 2024.

Baca Juga: SoftBank Kejar Pendanaan US$ 22,5 Miliar untuk Danai OpenAI Sebelum Akhir Tahun

North Carolina Jadi Panggung Strategis

Acara Trump digelar di Rocky Mount, North Carolina, wilayah yang diwakili anggota DPR dari Partai Demokrat, Don Davis, yang diperkirakan menghadapi persaingan ketat pada pemilu 2026 setelah batas daerah pemilihannya digambar ulang dengan kecenderungan menguntungkan Partai Republik.

North Carolina juga akan menjadi lokasi salah satu pemilihan senator paling kompetitif pada 2026, untuk menggantikan Senator Thom Tillis yang akan pensiun.

Negara bagian ini kerap dianggap sebagai swing state, meski Trump memenangkan wilayah tersebut pada pemilu 2016, 2020, dan 2024.

Kunjungan ke North Carolina tersebut merupakan bagian dari perjalanan Trump menuju resor Mar-a-Lago miliknya di Florida, tempat ia berencana menghabiskan libur Natal dan Tahun Baru.

Baca Juga: Wall Street Dibuka Menguat, Saham Teknologi Bangkit, Nike Anjlok

Data Inflasi Beri Angin Segar

Laporan Indeks Harga Konsumen (IHK) AS untuk November yang dirilis Kamis memberikan sedikit angin segar bagi Trump.

Data menunjukkan biaya perumahan naik dengan laju paling rendah dalam empat tahun, sementara harga pangan mencatat kenaikan paling kecil sejak Februari.

Harga telur komoditas yang kerap disorot Trump turun untuk bulan kedua berturut-turut, dan menjadi penurunan terbesar dalam 20 bulan terakhir.

Namun, laporan tersebut juga mencatat lonjakan harga pada sejumlah komoditas lain, termasuk daging sapi dan listrik.

Selanjutnya: Wamen ESDM Pastikan Stok BBM & LPG di Atas Batas Minimum Jelang Nataru

Menarik Dibaca: Lipstik Berubah Warna? Ini 4 Ciri-Ciri Lipstik Kedaluwarsa