Menunggangi laba usaha wisata dan latihan berkuda



KONTAN.CO.ID - Dulu, keterampilan menunggangi kuda atau berkuda kerap diidentikkan dengan gaya hidup mewah dan berkelas. Dalam sejarahnya, keahlian berkuda memang sebagian besar wajib dimiliki oleh keturunan bangsawan.

Seiring berkembangnya zaman, gaya hidup pun bergeser. Kini, keterampilan menunggang kuda bisa dinikmati juga oleh masyarakat awam. Bahkan, sejumlah tempat wisata menyediakan fasilitas khusus untuk belajar menunggang kuda atau club house riding. Tempat wisata dengan fasilitas belajar menunggang kuda tersebut biasa disebut wisata stable.

Setahun belakangan, wisata stable menjadi populer di masyarakat. Sejumlah stable baru pun bermunculan. Salah satunya, Bale Kuda Stable di Jl Cebongan No. 15, Tirtoadi, Mlati, Sleman.


Agung Ginting Saputro, seorang pecinta kuda asal Yogyakarta memutuskan menggeluti bisnis stable ini sejak awal tahun ini. "Awal buka usaha ini, saya hanya punya tiga kuda. Niatnya memang karena saya hobi dan pecinta kuda, lalu saya buka usaha," tuturnya.

Bale Kuda Stabel menawarkan enam paket berkuda. Keenam paket tersebut dibanderol mulai Rp 20.000– Rp 250.000, disesuaikan dengan panjang rute perjalanan. Agung menjelaskan, paket termurah Rp 20.000 per orang, rutenya hanya mengelilingi paddock, ada pula paket susur sungai yang dibanderol Rp 75.000 per orang. "Lalu paket termahal yang Rp 250.000 per orang itu rutenya menyusuri selokan Mataram dan berbagai tempat, menyusuri sungai juga. Waktunya paling lama, sekitar sejam," paparnya.

Bale Kuda Stable tak hanya menawarkan paket menunggang kuda, ada pula paket Field Trip. Paket ini biasanya disediakan untuk anak-anak. Mereka akan diajari bagaimana cara merawat kuda, pendekatan atau beradaptasi dengan kuda, serta menunggangi kuda.

Agung mengaku, Bale Kuda Stable sudah cukup dikenal masyarakat. Dalam sehari ada empat sampai lima orang berkunjung. Bahkan jika akhir pekan, pengunjung meningkat hingga lima kali lipat. "Sehari rata-rata empat sampai lima, tapi pernah juga tidak ada pengunjung sama sekali," tuturnya.

Selain Bale Kuda Stable, di Kendal juga ada Santosa Stable. Tempat wisata ini terletak di Desa Leban, Boja, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. "Kami sudah ada sejak tiga tahun lalu, sekitar tahun 2014. Tapi ramainya baru setahun belakangan," ungkap Naim, salah satu pengelola Santosa Stable.

Fasilitas berkuda ini awalnya hanya sebagai pelengkap tempat wisata tersebut. Namun kini, justru menjadi tujuan utama para pengunjung.  "Jadi sekalian saja kami tambah instruktur profesionalnya. Berkuda di sini bisa hanya sebagai hiburan sampai untuk keperluan yang lebih serius," tuturnya. Santosa Stable menawarkan 13 paket khusus untuk pelatihan intensif berkuda. Selain itu, ada juga paket wisata berkuda.

Konsep baru dan menyenangkan bikin pengunjung tertarik

Tempat wisata yang menyediakan fasilitas belajar menunggang kuda atau wisata stable biasanya ramai pengunjung saat akhir pekan. Jumlah pengunjung bisa meningkat hingga empat kali lipat dari hari biasa. Hal tersebut diakui oleh Agung Ginting Saputro, pemilik Bale Kuda Stable asal Yogyakarta.

“Kalau akhir pekan, pengunjung di sini bisa sampai dua puluh orang. Kalau hari biasa sekitar empat sampai lima orang. Apa lagi jika ada tanggal merah bisa lebih ramai dari biasanya,” ujar Agung. Ia menuturkan, wisata stable miliknya semakin ramai setelah dikenal oleh masyarakat dan beberapa kali diliput oleh media.

Komentar serupa juga dilontarkan oleh Naim, pengelola Santosa Stable, kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Ia mengatakan setiap akhir pekan, pengunjung dari berbagai kota mengantri sejak pagi. Bahkan, pengunjung yang ingin merasakan wisata stable harus mendaftar tiga hari sebelumnya.

“Iya, harus daftar dulu, karena takutnya full. Di hari libur dan akhir pekan, biasanya dari kami buka sampai jam dua belas siang penuh semua. Agak longgar menjelang sore. Kalau hari biasa malah sebaliknya. Yang full sore hari,” jelas Naim.

Wisata stable merupakan konsep baru untuk alternatif agar wisata lebih menyenangkan dan seru. Bahkan, kini, Bale Kuda Stable jadi alternatif berwisata yang menarik bagi wisatawan Yogyakarta. Agung mengklaim, wisata stable besutannya ini adalah konsep baru yang pertama di Yogyakarta.

“Setau saya ini konsep baru dan pertama kali di Jogja,” tuturnya. Konsep wisata Bale Kuda Stable tidak hanya sekadar menghadirkan pengalaman menunggang kuda bagi wisatawan. Lebih dari itu, wisatawan akan diajak merasakan sensasi petualangan di alam dengan menunggang kuda.

Adrenalin pengunjung mulai dipacu ketika akan menuruni jalan setapak berkelok menuju sungai Nglarang yang jernih dan berarus tenang sambil menunggang kuda. Kemudian, pengunjung diajak menyusuri sepanjang sungai. Kedalaman sungai pun bervariasi, mulai dari 30 centimeter (cm) sampai dengan setengah meter.

Selama perjalanan, pengunjung seakan diajak memasuki suasana ruang dan waktu yang berbeda. Gemericik air dan rimbunnya pepohonan menemani sepanjang perjalanan. "Konsepnya wisata berkuda. Tetapi berkuda di alam dengan menyusuri sungai," terang Agung. Usai menyusuri sungai, pengunjung akan naik kembali dan berkuda melewati jalan pedesaan di daerah Janturan, Tirtoadi, Mlati, Sleman. Selain itu, juga akan melintasi pinggiran Selokan Mataram yang terkenal dan bersejarah.

"Jalur terpanjang itu ditempuh sekitar 45 menit sampai satu jam. Yang pemula atau anak-anak hanya ingin belajar dan cukup berkeliling di Bale Kuda Stable juga bisa," ujar Agung.

Para pengunjung tak perlu khawatir karena kuda  di Bale Kuda Stable tergolong jinak. Agung menuturkan, Ia dan timnya akan mengarahkan pengunjung bagaimana cara pendekatan ke kuda. Jika sudah nyaman, baru pengunjung bisa menaikinya.

“Semua penunggang kuda sudah dalam pengawasan, saya dan rekan saya akan memantau dan memandu saat diperjalanan. Jadi tak perlu khawatir,” paparnya.

Ke depannya, Agung berharap ingin memperbanyak kuda di Bale Kuda Stable. Sehingga masyarakat bisa lebih banyak dan mudah untuk berwisata sembaru mengedukasi anak-anak. “Sekarang kendalanya ada di akses jalanan masih kurang baik, jadi agak sulit untuk menyusuri perjalanan bersama penunggang kuda,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Johana K.