JAKARTA. Ekspansi PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) terus berlanjut. Produsen semen Tiga Roda ini akan membangun Pembangkit Listri Tenaga Uap (PLTU) berkapasitas 2x50 Megawatt. Sekretaris Perusahaan INTP, Dani Handayani, menyatakan, Indocement perlu membangun PLTU demi menghemat pemakaian energi. Maklum, sebesar 60% biaya produksi selama ini berasal dari pemakaian energi. Dari angka itu, sebesar 30% menggunakan mesin diesel. Manajemen INTP mempertimbangkan, lokasi pembangkit listrik itu akan berada di Citeureup dan Cirebon, Jawa Barat. Indocement mengestimasi nilai investasi proyek PLTU ini mencapai US$ 100 juta-US$ 150 juta. "Proyek tersebut ditargetkan rampung pada 2013," katanya kepada KONTAN, kemarin (22/3).
Rasio utang rendah Sebagai tahap awal, INTP akan mendanai proyek ini dengan kas internal. Hingga akhir 2009, Indocement mencatatkan kas dan setara kas senilai Rp 2,6 triliun. Jika masih kurang, mereka berencana memakai opsi pendanaan eksternal alias pinjaman.Analis Bhakti Securities, Reza Nugraha, menilai, pembangunan pembangkit listrik ini akan memberikan kepastian bagi produksi semen INTP. Sebab, selama tahun lalu sempat terjadi krisis energi yang menyebabkan produksi semen terhambat. Nah, proyek pembangkit listrik ini diharapkan bisa mengatasi kekhawatiran kekurangan pasokan energi. "Mereka juga bisa menghemat hingga 15% dari biaya produksi awal," tutur Reza. Dia pun melihat, kondisi keuangan INTP masih aman. Rasio utang terhadap ekuitas atau
debt to equity ratio (DER) INTP hanya 0,06%. "Laporan keuangan INTP makin bagus setelah membayar utang Rp 550 miliar pada tahun lalu," ujar Reza. Lantaran beban bunganya menyusut tajam, laba bersih INTP pada tahun lalu melonjak hingga 57,14% menjadi Rp 2,75 triliun. Adapun pendapatannya tumbuh 8,18% menjadi Rp 10,58 triliun. Analis Samuel Sekuritas Indonesia, Sonny John, juga melihat, dana kas INTP masih sanggup menopang proyek pembangunan PLTU. "Belanja modal mereka juga kecil pada tahun ini," ujar dia. Pada tahun lalu, laba sebelum bunga, pajak dan amortisasi (EBITDA) Indocement lumayan besar, yakni Rp 4,2 triliun. Sepanjang tahun ini, Sonny memperkirakan INTP mampu membukukan EBITDA Rp 5 triliun. Para analis juga melihat, bisnis INTP pada tahun ini akan didorong proyeksi membaiknya tingkat penjualan dan konsumsi semen domestik.
Teguh Hartanto, analis Bahana Securities, memprediksi, sepanjang tahun ini penjualan INTP akan tumbuh sebesar 18% dari realisasi tahun lalu menjadi 12,6 juta ton. Oleh karena itu, Teguh dan Reza masih menyarankan beli saham INTP. Keduanya memasang target harga sampai akhir tahun ini senilai Rp 15.800 per saham. Artinya, ada potensi kenaikan harga saham INTP sebesar 11%, jika dihitung dari harga kemarin di posisi Rp 14.250 per saham. Sedangkan Maxi Lietyaputra, analis BNI Securities, menilai, harga saham INTP saat ini sudah kemahalan. Maka itu, dia menyarankan investor melepassaham ini dengan target jangka panjang Rp 9.700 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Test Test