Menunggu Hasil FOMC, Intip Proyeksi Rupiah Kamis (14/12)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah ditutup di pasar spot ditutup pada level Rp 15.661 per dolar Amerika Serikat (AS). Kurs rupiah spot melemah 0,26% dari penutupan perdagangan kemarin di Rp 15.621 per dolar AS.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, pelemahan rupiah akibat sentimen risk off atawa penghindaran risiko dari Tiongkok. Sentimen ini didorong dari pernyataan eksekutif pemerintah Tiongkok.

"Dengan kemungkinan absennya stimulus, pertumbuhan ekonomi Tiongkok dikhawatirkan melanjutkan perlambatan di tahun 2024," ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (13/12).


Pengamat Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong menambahkan, tertekannya rupiah akibat inflasi bulanan AS yang naik 0,1%. Menurut dia, investor juga mengantisipasi nada hakwish dari the Fed malam ini menyusul serangkaian data ekonomi AS yang lebih kuat seperti NFP minggu lalu.

Baca Juga: Kurs Rupiah Jisdor Menguat Tipis ke Rp 15.629 Per Dolar AS, Rabu (13/12)

Untuk besok, Lukman menilai sentimen penggerak rupiah akan berasal dari eksternal, yakni FOMC malam ini. Menurutnya, apabila the Fed hawkish maka rupiah akan kembali tertekan ke Rp 15.600 per dolar AS-Rp 15.750 per dolar AS.

Sementara apabila dovish rupiah berpotensi menguat dengan rentang Rp 15.400 per dolar AS-Rp 15.500 per dolar AS. "Namun saat ini investor mengantisipasi Powell untuk hawkish," sebutnya.

Sementara Josua memproyeksikan rupiah akan mengalami penguatan. Ini sejalan dengan ekspektasi arah kebijakan yang less-hawkish dari Fed.

"Rupiah berpotensi bergerak di kisaran Rp 15.600 per dolar AS-Rp 15.700 per dolar AS," kata Josua.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati