Menunggu hasil ujian Iqbal Latanro



JAKARTA. Nasib Iqbal Latanro sebagai Direktur Utama PT Taspen masih menggantung. Malah, sampai saat ini belum ada yang mau memberi kepastian nasib status orang nomor satu di Taspen tersebut.

Sudiyatmoko Sentot Sundiro, Sekretaris Perusahaan Taspen, mengatakan Iqbal sudah mengikuti fit and proper test Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Juli lalu. Namun, hingga saat ini hasilnya belum ada.

Kementerian BUMN, yang sejak Mei lalu menunjuk Iqbal sebagai Direktur Utama Taspen dari sebelumnya bos Bank Tabungan Negara (BTN), tidak ingin mendesak OJK merilis hasil fit and proper test Iqbal. "Kami tidak memaksa dan menunggu sikap regulator," kata Gatot Trihargo, Deputi Menteri Negara BUMN Bidang Jasa.


Dia bilang, kementerian tidak berwenang mencari tahu, apalagi memeriksa dibalik alotnya hasil fit and proper test Iqbal, karena hal ini sensitif. "Pemeriksaan Iqbal selama di BTN hanya bisa dilakukan oleh Bank Indonesia (BI), selaku pengawas perbankan" kata dia.

Namun, BI juga bungkam soal pemeriksaan Iqbal. "Saya tidak mau komentar soal ini dulu," kata Difi A. Johansyah, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI.

Sedangkan Joni Swastanto, Kepala Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan BI, mengaku hanya melakukan uji kepatuhan dan kepatutan untuk orang baru yang mau masuk ke industri perbankan.

Tanpa persetujuan OJK, Iqbal tidak bisa memberikan keputusan strategis. Berdasarkan suratnya pada direksi Taspen per Mei lalu, OJK melarang pengangkatan direksi yang belum dinyatakan lulus penilaian kemampuan dan kepatutan oleh lembaga pengawas usaha perasuransian.

Pergantian komisaris

Lantaran Iqbal sudah ditunjuk Kementerian BUMN, OJK menyarankan Iqbal tidak menyelenggarakan fungsi dan tugasnya sebagai direktur utama PT Taspen, sebelum dinyatakan lulus fit and proper test.

Sudiyatmoko mengatakan, operasional Taspen saat ini belum terpengaruh status Iqbal. "Sampai saat ini kebetulan belum ada keputusan strategis tertentu yang harus diputus oleh direktur utama," kata dia. Saat ini Taspen mengelola dana pensiunan hingga lebih dari Rp 120 triliun.

Sedangkan kegiatan operasional rutin dilaksanakan oleh empat anggota direksi Taspen lain dan dikonsultasikan pada komisaris. Saat ini, Taspen mengelola "Pengelolaan investasi sampai sumber daya manusia berjalan dengan baik," kata dia.

Senin, Kementrian BUMN memanggil manajemen Taspen dan melakukan perombakan komisaris. Tak ada alasan khusus yang dinyatakan kementrian BUMN.

Dengan pergantian tersebut, Agus Suprayitno diberhentikan karena menjadi komisaris di Bank Mandiri. Sementara Herry Purnomo menjadi komisaris baru di Taspen, yang sebelumnya beliau menyandang komisaris di Jamsostek.

Gatot bilang, tidak ada pergantian direksi. Kementrian BUMN juga tidak berencana mengajukan nama lain selain Iqbal saat ini untuk mengisi posisi direktur utama .

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia