Menunggu pembalasan China terhadap AS, rupiah berpeluang melemah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelemahan dollar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah pada Jumat (10/5) lalu mungkin tidak akan bertahan lama. Rupiah pun akan bergerak terbatas dengan kondisi hubungan dagang AS dan China yang semakin berkecamuk.

Mengutip Bloomberg, Jumat (10/5), rupiah tercatat menguat 0,23% ke 14.327 per dollar AS. Sementara pada kurs tengah Bank Indonesia menunjukkan rupiah melemah 0,06% ke Rp 14.347 per dollar AS.

Dalam sepekan rupiah dalam tren pelemahan. Di pasar spot, rupiah melemah 0,43% dan melemah 0,45% di kurs tengah BI.


Analis Monex Investindo Futures Ahmad Yudiawan mengatakan, penguatan rupiah di akhir pekan ini terjadi karena didominasi aksi profit taking setelah dollar AS membentuk tren penguatan selama sepekan.

"Dollar AS melemah masih karena profit taking. Kalau perang dagang semakin berkecamuk, dollar jadi diminati pasar, tapi kali ini tidak, dari pembukaan sesi perdagangan sudah melemah," kata Yudi, Jumat (10/5).

Sementara, Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia, Ahmad Mikail mengatakan, sentimen negatif masih menyelimuti rupiah dan didominasi dari faktor eksternal. "Market belum priced in sepertinya retaliasi apa yang akan dilakukan China untuk merespons kenaikan tarif impor ke AS," kata Mikail.

Apalagi ada proyeksi China akan memperluas stimulus sebagai tanggapan atas potensi kenaikan tarif perang dagang dengan AS. Diproyeksikan akan banyak pemotongan pajak dan insentif untuk pembelian alat dan mobil. Menurut Mikail jika proyeksi tersebut benar terjadi, berkemungkinan akan terjadi currency war.

Untuk Senin (13/5), Yudi memproyeksikan rupiah akan kembali melemah. Menurutnya, perang dagang AS dan China yang semakin panas dan menimbulkan ketidakpastian kondisi pasar membuat dollar AS diburu sebagai aset safe haven.

Yudi memproyeksikan rupiah besok berada di rentang Rp 14.250 per dollar AS hingga Rp 14.460.

Senada, Mikail memproyeksikan rupiah masih akan melemah di pekan depan dengan proyeksi untuk Senin (13/5) di rentang Rp 14.300 per dollar AS hingga Rp 14.350 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati