Kasus kebohongan Ratna Sarumpaet yang menghebohkan pekan lalu mungkin akan lama dikenang oleh masyarakat Indonesia, paling tidak sebagai guyonan. Padahal, banyak orang juga mengaku "dipukuli" setelah jatuh dari sepeda motor, keseleo di jalan, atau kecelakaan saat berolah raga. Namun, tentu, orang-orang yang berbohong dan yang dibohongi sama-sama tahu bahwa pengakuan dipukuli semacam itu sekadar guyonan. Kasus kebohongan Ratna menjadi kebablasan dan berbeda dari kebanyakan pengakuan guyonan serupa karena beberapa faktor. Selain lantaran dia seorang figur publik, pengakuan yang semula dia niatkan sekadar sebagai alasan sambil lalu (sesuai dengan pengakuannya) itu teranjur "meledak" viral, tersebar luas dalam waktu cepat bak penyebaran virus. Eskalasi penyebaran kebohongan itu semakin tak terbendung manakala sebagian kalangan politisi dan para pendukungnya mengkapitalisir kebohongan itu, sebagian besar di antara mereka tentu meyakininya sebagai kebenaran, untuk kepentingan kontestasi politik tahun 2019 mendatang. Mungkin karena itu pula, kepolisian sigap untuk mengungkap kejadian sesungguhnya, dan hasilnya segera menyebar viral serta berhasil "memojokkan" Ratna mengakui kebohongannya.
Menyadari hoaks
Kasus kebohongan Ratna Sarumpaet yang menghebohkan pekan lalu mungkin akan lama dikenang oleh masyarakat Indonesia, paling tidak sebagai guyonan. Padahal, banyak orang juga mengaku "dipukuli" setelah jatuh dari sepeda motor, keseleo di jalan, atau kecelakaan saat berolah raga. Namun, tentu, orang-orang yang berbohong dan yang dibohongi sama-sama tahu bahwa pengakuan dipukuli semacam itu sekadar guyonan. Kasus kebohongan Ratna menjadi kebablasan dan berbeda dari kebanyakan pengakuan guyonan serupa karena beberapa faktor. Selain lantaran dia seorang figur publik, pengakuan yang semula dia niatkan sekadar sebagai alasan sambil lalu (sesuai dengan pengakuannya) itu teranjur "meledak" viral, tersebar luas dalam waktu cepat bak penyebaran virus. Eskalasi penyebaran kebohongan itu semakin tak terbendung manakala sebagian kalangan politisi dan para pendukungnya mengkapitalisir kebohongan itu, sebagian besar di antara mereka tentu meyakininya sebagai kebenaran, untuk kepentingan kontestasi politik tahun 2019 mendatang. Mungkin karena itu pula, kepolisian sigap untuk mengungkap kejadian sesungguhnya, dan hasilnya segera menyebar viral serta berhasil "memojokkan" Ratna mengakui kebohongannya.