Menyalip BRI, Bank Mandiri geber kredit



JAKARTA. Setelah empat tahun berturut-turut Bank Rakyat Indonesia (BRI) bertengger menjadi bank penyalur kredit terbanyak, kini posisi tersebut tergeser Bank Mandiri. Penyaluran kredit Mandiri yang tumbuh sesuai rata-rata industri, yakni 24% dalam setahun terakhir, menjadikan bank berlambang pita emas ini merebut posisi puncak.

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), total penyaluran kredit perbankan per Januari 2012 mencapai Rp 2.160 triliun, tumbuh 24% dibandingkan periode sama tahun 2011. Dari jumlah itu, porsi kredit rupiah mencapai Rp 1.901 triliun dan valuta asing (valas) senilai Rp 359 triliun.

Sebenarnya, seperti yang sudah berjalan selama ini, penyaluran kredit pada awal tahun selalu melambat, dibandingkan pencapaian akhir tahun sebelumnya. Penyaluran kredit perbankan per akhir tahun 2011 sebesar Rp 2.200 triliun. Perlambatan itu wajar, karena pada awal tahun bank belum gencar memberikan kredit, tapi banyak debitur yang melunasi.


Kondisi itulah yang terjadi pada BRI. Total penyaluran kredit per Januari 2012 hanya Rp 248 triliun, lebih kecil dibandingkan akhir tahun 2011 Rp 283,8 triliun. Secara tahunan, penyaluran kredit per akhir Januari 2012 juga tumbuh kecil, hanya 5,8% dibandingkan Januari 2011.

Berbeda dengan Mandiri. Penyaluran kredit per Januari 2012 mencapai Rp 272,32 triliun, naik tipis, 0,05% dibandingkan Desember 2011.

Bank Mandiri juga tercatat sebagai satu-satunya bank di peringkat lima besar penyalur kredit, yang mencatat pertumbuhan positif. "Kami ingin meningkatkan rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit (LDR)," ujar Pahala Nugraha Mansury, Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri, kemarin.

Ngebutnya penyaluran kredit tersebut demi memenuhi batas minimum LDR seperti ketentuan BI sebesar 78%. Per akhir tahun lalu, LDR Bank Mandiri hanya 71%. Tak heran, sejak awal tahun bank BUMN ini sudah menggeber penyaluran kredit. Salah satunya di sektor korporasi yakni ke PT Pupuk Kujang sebesar Rp 300 miliar.

Pahala menambahkan, Mandiri harus meningkatkan penyaluran kredit sebesar 20%-22% pada tahun ini demi mencapai target batas LDR itu. Oleh karena itu, bukan tidak mungkin aliran kredit di sektor korporasi bakal terus ditingkatkan.

Ambil alih kembali

Muhammad Ali, Sekretaris Perusahaan BRI, menuturkan, pelambatan pertumbuhan kredit untuk menekan rasio kredit macet atau non performing loan (NPL) yang hampir mendekati 3%. Namun, ia memastikan, pada periode ke depan BRI bakal gencar menyalurkan kredit. Soalnya, target pertumbuhan kredit tahun ini sebesar 20%-22%.

Manajemen BRI pun meyakini segera merebut posisi kreditur terbesar dalam waktu dekat ini. Soalnya, BRI akan menggelontorkan kredit baru untuk beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN). "Kami akan memberikan kredit sebesar Rp 4 triliun pada kuartal pertama ini," kata Asmawi Syam, Direktur Bisnis Kelembagaan BRI.

BUMN itu antara lain PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk pembelian gerbong lokomotif, Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai pembiayaan di sejumlah pembangunan pembangkit listrik, dan PT Pertamina untuk membiayai belanja modal. BRI juga akan menyalurkan kredit untuk Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini