Menyaring untung dari beternak ayam pelung



KONTAN.CO.ID - Bagi warga Jawa Barat, tentu sudah tak asing lagi dengan ayam pelung. Pasalnya, jenis unggas ini memang berasal dari Cianjur,  Jawa Barat.

Tapi kini ayam pelung banyak diminati. Penggemar ayam hias terpikat oleh irama nyanyiannya yang panjang dan unik. Ayam pelung kualitas baik dapat berkokok sampai dengan 15 detik. Bentuk fisiknya yang besar membuat ayam ini terlihat gagah.

Selain itu, ayam asli Indonesia ini mempunyai masa pertumbuhan yang sangat cepat dan berpotensi menjadi ayam pedaging untuk pejantan dan ayam petelur untuk betina. Masa bertelur mulai umur 7-9 bulan, dengan jumlah telur 9-14 butir tiap periode bertelur.  


Lantaran berbagai kelebihan ini, peternak ayam hias mulai melirik peluang beternak ayam pelung. Salah satunya, Saiful Aziz, pemilik Syae Farm asal Yogyakarta. Ia memelihara ayam pelung sejak 2009 lalu.

Untuk mendapatkan turunan dengan kualitas baik, Saiful mengambil indukan dari tempat ayam ini berasal yaitu Cianjur, Jawa Barat. Sekarang jumlah indukannya ada tiga ekor jantan dan enam ekor betina. Sedangkan, anakannya ada  sekitar  20 ekor berumur satu bulan.

Saiful mengatakan kebanyakan konsumen mencari ayam ini sebagai koleksi pribadi atau kebutuhan kontes. Biasanya, di wilayah Jawa terdapat kontes ayam hias skala nasional yang digelar minimal satu tahun sekali.

Rata-rata konsumennya berasal dari sekitar Jawa Tengah, Lampung, Jambi, dan kota-kota lainnya di wilayah Sumatra. Saiful memakai kargo darat untuk pengiriman ayamnya. "Agar tak lemas, selama perjalanan, ayam diberikan buah untuk mencengah dehidrasi," katanya.

Harga ayam ini cukup tinggi, sekitar Rp 150.000 - Rp 200.000 per pasang untuk anakan berumur sebulan dan Rp 1,2 juta-Rp 1,5 juta per pasang untuk ayam dewasa. Dalam sebulan, Saiful mengaku dapat menjual sekitar 10 ekor.  

Muhammad Akbar, peternak asal Palembang mengatakan peminat ayam pelung cukup tinggi di Sumatra. Pasalnya, di sana sering diselenggarakan kontes ayam hias.

Sama dengan sebelumnya, laki-laki yang lebih akrab disapa Akbar ini mengambil sepasang indukan langsung dari Cianjur untuk mendapatkan keturunan yang berkualitas wahid. "Kualitas anakan sangat bergantung dengan kondisi dan kualitas indukannya. Kalau indukan kokoknya bagus maka anakannya pun juga mempunyai suara yang nyaring," jelasnya.

Sampai sekarang, dia mempunyai tiga indukan jantan dan sembilan betina. Sedangkan, untuk anakannya tersedia 15 ekor yang siap dijual. Untuk harganya dipatok sekitar Rp 380.000 perpasang untuk anakan dan Rp 2 juta sampai 3 juta per ekor untuk dewasa.

Dia mengaku dalam seminggu dapat menjual sekitar empat sampai lima pasang. Sayang, Akbar enggan mengatakan porsi keuntungan yang dikantonginya.                         

Ayam pelung wajib dilatih tiap hari agar suara tetap nyaring

Berternak ayam pelung tak sulit serta tidak membutuhkan perhatian khusus. Pasalnya, ayam penyanyi ini memang unggas asli Indonesia. Saiful Aziz, peternak asal Yogyakarta sekaligus pemilik Syae Farm mengatakan perhatian utama peternak hanya pada kandang. Usahakan kondisinya kering dengan memberi pasir sebagai alas.  

Saiful tak pernah memberi vaksin atau menyemprot kandang. Sinar matahari langsung dan kebersihan kandang menjadi jurusnya menjaga kesehatan kandang.  

Untuk menjaga kebersihan tubuh unggas, jika ayam sudah berumur 6-7 bulan, sebaiknya dimandikan dua minggu. Setelah mandi, dijemur dengan sinar matahari pagi.

Saiful memberi makan ayam pelung dengan campuran voer, beras merah dan jagung dengan perbandingan 2:1:1. Pakan cukup diberikan pada pagi dan sore hari. "Buah-buahan seperti tomat dan pepaya, juga bisa menjadi pakan tambahan yang diberikan tiga hari sekali untuk menjaga stamina si ayam," jelas Saiful.  

Ayam pelung tergolong unggas yang tahan dengan penyakit. Hanya, saat musim pancaroba baiknya ayam diberi tambahan pakan yang terbuat dari rempah-rempah seperti kencur dan jahe untuk memperkuat daya tahan tubuh.

Muhammad Akbar, peternak asal Palembang menitikberatkan pemberian pakan kaerna berpengaruh pada kualitas suara. Untuk ayam anakan, ia cukup memberi voer, sedangkan pakan untuk ayam dewasa berupa campuran nasi, voer dan dedak alias bekatul.

Minuman dari rempah, seperti kencur dan jahe pun wajib diberikan seminggu sekali untuk menjaga stamina serta kualitas suara.  

Menurut Akbar, ayam asli Cianjur, Jawa Barat ini punya daya tahan baik terhadap penyakit dan fisik yang besar. "Ayam ini lebih kuat daripada ayam kampung," tegasnya.

Namun, suara nyanyian yang panjang tergantung dari kualitas suara indukan. Namun, anakannya wajib dilatih tiap hari agar kualitas suaranya lebih baik dan mental yang kuat.

Untuk perawatannya, ayam ini cukup dimandikan seminggu sekali kemudian dijemur dengan sinar mentari pagi. Sementara, kandang sebaiknya dibuat lebih tinggi dan ada kayu atau dahan di bagian tengah untuk bertengger.  

Akbar mengaku ayam ini siap dikawinkan pada umur tujuh bulan baik betina atau jantan. "Umur betina harus pas agar ayam tidak stres saat bertelur," katanya.

Perlu dicatat, ayam pelung akan mengalami penurunan kualitas suara setelah kawin.  Kebanyakan, para indukan ini tidak lagi diikutkan kompetisi. Sehingga, ayam-ayam dewasa ini hanya dijadikan indukan untuk menghasilkan anakan yang berkualitas.    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Johana K.