Menyeruput nikmat laba bisnis minuman kopi dingin



Belakangan ini, tren minuman berbahan dasar kopi yang dikemas dalam botol tengah popular di tanah air. Salah satunya adalah minuman kopi yang diseduh dingin atau akrab disebut cold brewed coffee. Dalam sebulan, pelaku usaha minuman ini bisa memproduksi 6.000 botol dengan omzet sekitar Rp 60 juta per bulan. Pelanggannya datang dari berbagai kalangan.

Kopi. Hampir sebagian kalangan di masyarakat Indonesia menggemari minuman ini. Bahkan, saat ini kopi bukan lagi sekadar menjadi minuman pendamping makanan singkong rebus atau pisang goreng.

Dalam beberapa tahun terakhir, masyarakat penikmat kopi di Indonesia terus meningkat. Setidaknya, hal ini bisa dibuktikan dengan kian menjamurnya kedai dan kafe kopi yang menawarkan sajian minuman berbahan dasar kopi khas nusantara.


Salah satunya adalah minuman kopi dengan seduhan dingin atau yang akrab disebut cold brew coffee. Salah seorang pelaku bisnis yang menawarkan cold brew coffee adalah Muhammad Reza dengan merek Ray’s Bottle of Joe. Usaha ini didirikan Reza pada 2014.

Reza bilang, sejak awal tahun 2015, minuman cold brew coffee sudah banyak menarik minat para pencinta kopi di tanah air. Dengan dibantu delapan karyawan, Reza mampu memproduksi 200 botol kopi per hari atau sekitar 6.000 botol per bulan.

Untuk jenis kopi konsentrat, kata Reza, dapat bertahan selama satu bulan. Namun, jika ada campuran susu Ray’s Bottle of Joe hanya dapat bertahan selama delapan hari. Jenis minuman cold brew coffee yang dijual Ray’s Bottle of Joe terdiri dari cold brewed concentrate, milk cappucino dan latte.

Untuk cold brewed concentrate mempunyai dua varian regular, yakni special blend dan toraja blend. Sementara untuk jenis latte memiliki beberapa varian, yakni banana chia seeds latte, nutellatte, matcha white chocolate latte, vanilla ice cream latte, red velvet latte dan spiced pumpkin latte.

Berbagai varian menu cold brew coffee dibanderol Rp 45.000 hingga Rp 149.000 per botol. Minuman cold brew coffee itu dikemas dalam ukuran botol isi 500 mili liter (ml). Sedangkan varian milk cappuccino ukuran 250 ml.

Reza mengklaim, prospek bisnis minuman cold brew coffee masih cerah. Dia mengaku, dari bisnis ini bisa meraup omzet Rp 50 juta-Rp 60 juta per bulan. “Pelanggan saya datang dari seluruh kalangan,” kata Reza.

Selain Reza, pebisnis lain minuman cold brew coffee adalah Dian Hardiansyah. Usaha ini telah dirintis Dian sejak tahun 2014. Dian mampu memproduksi cold brew coffee 35 botol per hari atau 1.050 botol. Minuman itu dijual di kedainya yang diberi nama Kedai Biji Kopi.  

Cold brew coffee ala Kedai Biji Kopi dikemas dalam ukuran 120 ml dan bertahan sampai 3 minggu. "Pelanggan dari semua kalangan. Paling banyak anak muda dan orang kantoran," ujar Dian.

Varian cold brew coffee yang ditawarkan Kedai Biji Kopi meliputi java mocha,  perpaduan kopi robusta dan arabica. Kedua, cold brew coffee silver edition yang terdiri dari gayo natural, sundan arumanis, flores bajawa, pantan musara dan toraja sapan. Ada juga varian cappuccino dan latte.

Semua varian cold brew coffee ini dibanderol Rp 15.000-Rp 24.000. Dalam sebulan, Dian mengaku bisa meraup omzet Rp 23 juta dengan laba bersih 60%.      

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Adi