Menyeruput peluang usaha kedai kopi



JAKARTA. Secangkir kopi sudah menjadi kebiasaan sebagian orang. Bahkan, kini menikmati kopi sembari bersantai atau kongko-kongko menjadi gaya hidup, terutama di perkotaan. Tak heran, bisnis kedai kopi kian marak. Salah seorang yang menggeluti usaha ini adalah Faris Chamim di Malang, Jawa Timur.Ia merintis usaha Maju Lancar Gemilang (MLG) Coffee Shop sejak tiga tahun silam. Kedai kopi ini tak menyajikan aneka jenis kopi, tapi juga teh. Beberapa pilihan menunya, yaitu kopi robusta, kopi arabika, kopi brasil, kopi thailand, kopi toraja, kopi sidikalang, teh jepang, hingga teh herbal. Satu gelas dibanderol Rp 5.000 hingga Rp 15.000Faris mengklaim, MLG Coffee Shop merupakan satu-satunya bisnis dengan konsep classic brewing untuk menyeduh kopi. Kebanyakan pemain lain menyeduh kopi dengan mesin. “Kalau dari sisi rasa, kopi di MLG lebih pekat dan tidak banyak ampas, karena takaran kopi di sini lebih banyak dibandingkan standar internasional,” tuturnya.Sejak Maret tahun ini, Faris menawarkan peluang kemitraan. Alhasil, sekarang sudah 25 gerai MLG Coffee Shop yang berlokasi di Malang, Kendari, Makassar, dan Merauke. Rinciannya, tiga gerai milik pusat, dan sisanya milik mitra.Lima paket investasiTertarik membuka kedai kopi? Faris menawarkan lima paket investasi. Empat paket berkonsep booth, dengan investasi Rp 7 juta, Rp 8 juta, Rp 12 juta, dan Rp 25 juta. Mitra akan mendapatkan 6-14 menu minuman, kemasan, blender, ice box, alat penyeduh kopi (sypon coffee brewer), seragam, kompor elektrik, dan pelatihan. Perbedaan keempat paket itu adalah dari jumlah menunya.Paket terakhir bersifat eksklusif, karena berbentukkafe, serta menyajikan aneka minuman dan makanan ringan, seperti kentang goreng dan chicken nuget. Kisaran investasinya Rp 105 juta-Rp 300 juta, tergantung luas ruangan. Mitra akan mendapat interior desain, perlengkapan barista, perlengkapan masak, beragam penyeduh kopi dan teh, media promosi, seragam dan pelatihan karyawan. Faris memproyeksi, mitra bisa meraup omzet mulai dari Rp 9 juta hingga Rp 65 juta sebulan, tergantung jenis paket yang dioperasikan.Dengan laba bersih sekitar 20%-30%, mitra diharapkan bisa kembali modal dalam waktu 5-24 bulan.

Setiap paket investasi itu berlaku tiga tahun. Pihak pusat akan mengutip biaya royalti 2% dari omzet, jika mitra sudah balik modal.Pengamat waralaba Erwin Halim menilai, usaha MLG Coffee Shop tergolong cukup bagus. Meski baru beroperasi tiga tahun, pertumbuhannya cukup cepat. MLG Coffe Shop juga memiliki keunikan dengan konsep classic brewing. Harganya pun relatif terjangkau. "Asal bisa menjaga keaslian dan kualitas produk dan layanan, usaha ini memiliki masa depan yang bagus," papar Erwin.Perhitungan investasinya tergolong baik dan masuk akal. Bahkan, Erwin memprediksi, balik modal usaha ini bisa lebih cepat dari target, karena merupakan bisnis makanan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Herlina Kartika Dewi