Menyiasati si Hibrida agar bermanfaat optimal



Perusahaan asuransi semakin gencar menawarkan unitlink. Produk hibrida itu tak kalah banyak diminati para konsumen. Hanya, karena sifat campurannya, manfaat proteksi unitlink kerap kalah dengan asuransi murni.

JAKARTA. Kehadiran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan mulai 1 Januari lalu boleh jadi makin melengkapi proteksi kesehatan Anda dan keluarga. Namun, harap maklum, program BPJS termasuk asuransi kesehatan dengan premi murah meriah bin merakyat. Alhasil, perlindungan yang diberikan oleh BPJS masih sebatas perlindungan dasar. Belum lagi dengan prosedur berobat yang cukup panjang sebagai syarat pengajuan klaim.

Jika Anda juga merasa layanan proteksi dari BPJS Kesehatan kurang memadai, tentu sah-sah saja jika hendak membeli polis asuransi kesehatan yang lain.


Anda, pembaca setia tabloid ini, tentu sudah sangat memahami seluk-beluk beragam tawaran asuransi kesehatan murni, dengan berbagai skema yang menyertainya. Jika belum pernah putus berlangganan, tentu Anda juga sudah mahir memilih produk asuransi kesehatan sesuai kebutuhan dan kemampuan.

Namun, satu hal yang jarang kita bahas adalah memanfaatkan unitlink untuk memenuhi kebutuhan proteksi kesehatan. Mungkin Anda termasuk orang yang lebih suka memilih asuransi murni dan investasi murni, ketimbang produk perkawinan keduanya.

Walau begitu, andaikata Anda tak tahan lagi menghadapi rayuan agen unitlink yang kebetulan sahabat atau saudara, produk hibrida ini bisa kita maksimalkan untuk memenuhi kebutuhan asuransi kesehatan. “Pintar-pintarnya kita menemukan produk yang sesuai,” ujar Eko Endarto, perencana keuangan Finansia Consulting.

Masih ada siasat

Meskipun selama ini unitlink lebih diasosiasikan sebagai produk asuransi yang mengawinkan program asuransi jiwa dengan investasi, sebagian besar di antaranya juga menyertakan program kesehatan. Jadi, jika ingin memanfaatkan unitlink untuk kepentingan ini, langkah pertama yang harus Anda lakukan adalah memastikan unitlink tawaran si agen memiliki program asuransi kesehatan.

Seperti biasa, silakan Anda meminta agen menyusun sebuah simulasi pembayaran premi beserta nilai pertanggungan yang akan Anda terima. Cuma, kali ini, minta dia untuk fokus pada pemenuhan kebutuhan proteksi kesehatan Anda, bukan pada asuransi jiwa maupun aspek investasinya.

Lewat simulasi yang dia bikin, Anda akan mendapatkan sebuah gambaran tentang hak dan kewajiban jika jadi membeli polis unitlink tersebut. Pada saat itu, silakan menilai apakah produk tersebut memang sesuai dengan kebutuhan proteksi kesehatan Anda atau tidak. Jangan sungkan meminta agen membikin simulasi sampai ketemu dengan kebutuhan Anda. Kalau bisa cocok lanjutkan, kalau tidak, ya, jangan dipaksa.

Nah, selanjutnya, lagi-lagi, sebelum benar-benar meneken kontrak, Anda tetap harus membaca dan meneliti seluruh klausul yang ada. Ingat, betapa pun akrab dengan si agen, pada saat mengajukan klaim Anda tetap harus tunduk pada klausul-klausul perjanjian polis yang sudah diteken.Nah, jika penasaran terhadap kemungkinan baru ini, mari cermati beberapa tip berikut:

Ketahui kebutuhanSebelum berunding dengan agen unitlink, pastikan dulu kebutuhan asuransi Anda. “Hitung berapa nilai jaminan kesehatan yang Anda butuhkan,” kata Freddy Pieloor, perencana keuangan MoneynLove Planning and Consulting.

Nilai kebutuhan proteksi bisa diperkirakan untuk setahun ke depan. Namun, jika terlalu ribet, cobalah memakai perkiraan per kebutuhan. Misalnya, Anda butuh asuransi dengan proteksi rawat inap tipe kamar bertarif Rp 1,5 juta per hari. BPJS Kesehatan hanya mengkaver Rp 500.000, maka Anda bisa mencari produk asuransi lain untuk mengkaver sisanya. Kemudian, perkirakan pula kebutuhan biaya konsultasi dokter, biaya ambulans, perawatan di unit intensif, dan seterusnya.

Anda juga perlu memastikan kebutuhan akan asuransi penyakit kritis, kecelakaan, dan maupun risiko cacat tetap.

Ingat, semakin banyak manfaat yang Anda inginkan, besar premi yang harus Anda bayar pun kian besar. Dengan kata lain, Anda harus menyesuaikan nya dengan kemampuan membayar premi. “Alokasi penghasilan untuk membayar premi asuransi idealnya sekitar 10%–15% dari penghasilan bulanan,” kata Diana Sandjaja, perencana keuangan MRE Consulting.

Optimalkan proteksiSebagai produk hibrida, premi unitlink dibagi dua keranjang, yaitu untuk asuransi dan investasi. Nah, sekali lagi, kali ini optimalkan porsi asuransi. Jangan segan meminta agen menyusun simulasi dengan memaksimalkan nilai pertanggungan asuransi, bukan investasi.

Asal Anda tahu, kepentingan para agen ada pada nilai premi yang kelak Anda bayar. Dari situ bonus mereka dihitung dan dibayar. “Jadi, seperti apa porsi proteksi dan investasi yang kita minta, tidak memengaruhi mereka,” kata Eko.

Seorang agen unitlink senior bahkan menegaskan kalau kita ingin 100% untuk asuransi pun bisa. Produk unitlink besutan Prudential sebagai contoh.

“Di awal pembukaan polis, nasabah sudah bisa menentukan berapa komposisi investasi dan premi sesuai keinginan,” kata Marisa, bagian layanan pelanggan Prudential Indonesia.

Keleluasaan serupa juga ditawarkan oleh perusahaan asuransi lain, seperti Allianz dan AJB Bumiputera. M. Irsyad, Direktur Tekhnik dan Aktuaria Asuransi AJB Bumiputera 1912, juga menegaskan hal serupa. “Mau memperbesar porsi asuransi ketimbang investasi, itu bisa dilakukan,” kata dia.

Teliti manfaatSetiap perusahaan asuransi berusaha menawarkan produk unitlink dengan berbagai iming-iming coverage dan rentang premi. Teliti dengan cermat manfaat yang mereka tawarkan, berikut kondisi atau syarat-syarat pengajuan klaim.

Satu hal harus Anda ingat. Kendati Anda telah mengoptimalkan porsi asuransi ketimbang investasi, unitlink tetaplah produk asuransi berbiaya mahal. Kelak ketika porsi investasi polis Anda tidak lagi bisa membiayai proteksi, perusahaan asuransi akan meminta Anda untuk membayar lagi premi proteksi.

Dengan begitu, risiko duit hangus ketika tidak ada klaim, seperti yang ditakutkan dalam produk askes murni, juga bisa terjadi pada unitlink.

Nah, bagaimana? Silakan timbang dan perhitungkan dengan teliti sebelum membeli.       o

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Ruisa Khoiriyah