Menyibak portofolio BPJS Ketenagakerjaan



JAKARTA. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS Ketenagakerjaan) tidak terlalu kerepotan dalam meracik portofolio pada tahun ini. Pihaknya tetap optimistis mengalokasikan dana kelolaan pada instrumen surat utang (obligasi) dengan porsi terbesar.

Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Elvyn G Masassya mengatakan, berdasarkan ketentuan, pihaknya diperbolehkan memarkirkan 44%-48% dana kelolaan pada instrumen obligasi. Tahun ini, pihaknya membenamkan sekitar 48% dana kelolaan pada instrumen tersebut.

"Pilihan obligasi adalah yang bertenor panjang. Sebab, BPJS Ketenagakerjaan memiliki peserta pensiunan sehingga horizon investasinya jangka panjang," terang Elvyn.


Sementara ketentuan alokasi pada instrumen saham tahun ini sebesar 22%. Bobot ini sedikit ditambah dari tahun lalu yang hanya sebesar 21%. Adapun portofolio lainnya seperti reksadana dipertahankan antara 8% hingga 10%.

Ada penambahan bobot alokasi investasi, pastinya ada pula porsi investasi yang dikurangi. Alokasi yang dikurangi pada tahun ini adalah deposito dari 24% pada tahun lalu menjadi 22% pada tahun ini. Pertimbangannya adalah penurunan suku bunga (BI rate).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto