Menyimak dampak kenaikan BBM terhadap 7Eleven



JAKARTA. PT Modern Internasional Tbk (MDRN) selaku pemilik merek gerai convenience store 7Evelen (Seven Eleven) di Indonesia, belum berencana menaikkan tarif produk atau jasa di gerai mereka, menyusul rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi oleh pemerintah.

Managing Director 7Eleven Indonesia, Lim Djwe Khian mengungkapkan, pengaruh kenaikan BBM bagi perusahaan hanya sebatas distribusinya saja, tidak sampai ke proses produksi maupun konsumsi.

"Kami belum berencana menaikkan harga jual produk. Karena kenaikan harga BBM ataupun TDL (tarif dasar listrik) tidak terlalu berdampak pada kinerja perseroan. Yang perlu kami lakukan adalah melakukan efisiensi," kata Lim di Jakarta, Kamis (20/6).


Walaupun ada kenaikan harga BBM, Lim menilai gerai 7Eleven tetap diminati masyarakat Indonesia, terutama dari kelas menengah yang tumbuh pesat. "Saya rasa daya beli masyarakat telah meningkat seiring pertumbuhan kelas menengah Indonesia. Sementara life style convenience juga sudah menjadi kebutuhan, sehingga tidak akan berpengaruh langsung," ujar Lim.

Oleh karena itu, perseroan optimistis menargetkan pendapatan tahun ini naik 30% dibanding tahun 2012 lalu. Catatan saja, tahun 2012 lalu, perseroan mencatat pendapatan Rp 1,009 triliun. Sampai dengan kuartal I 2013, perseroan telah memperoleh pendapatan Rp 293,74 miliar.

Sementara itu, laba bersih perseroan kuartal I mencapai Rp 17,27 miliar. Perseroan menargetkan, akan ada kenaikan kontribusi 7Eleven untuk perusahaan dari 50% tahun lalu menjadi 70% tahun ini.  Menurut Lim, sampai kuartal I ini, kontribusi 7Eleven terhadap perseroan sudah mencapai 68%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri