JAKARTA. Performa PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) masih belum sepenuhnya maksimal. Pengelola supermarket Hypermart ini masih mengalami tekanan, khususnya sisi bottom line perseroan. Tekanan sudah terlihat sejak tahun lalu. Tekanan tersebut pun diprediksi masih akan melanda MPPA untuk tahun ini. Matthew Wibowo, analis Mandiri Sekuritas bilang, tahun lalu MPPA mencatat kenaikan pendapatan sekitar 2% year on year (yoy) menjadi Rp 13,9 triliun. Untuk pencapaian ini, angkanya masih sejalan dengan prediksi sebelumnya.
Tapi, laba bersihnya justru berada di bawah ekspektasi. Bukan hanya itu, MPPA juga mencatat penurunan laba bersih 67% yoy menjadi Rp 183 miliar. "Tekanan terbesar terjadi pada kuartal IV tahun lalu. Pada periode tersebut, MPPA melakukan promosi yang terutama untuk produk elektronik," ujar Matthew, Selasa (22/3). Memang, dalam industri ritel, promosi seperti pemberian diskon mampu meningkatkan volume penjualan produk. Tapi hal ini memberikan konsekuensi tertekannya laba bersih. Pada saat yang bersamaan, hal ini juga bisa meningkatkan beban penjualannya. Di luar itu semua, MPPA juga masih belum bisa lepas dari lemahnya laju same sales store growth (SSSG). Sepanjang kuartal IV 2015, SSSG MPPA -6,5%. Sepanjang 2015, SSSG perseroan pun juga -1,9%. Melihat kondisi tersebut, Matthew melihat dengan hati-hati prospek MPPA tahun ini. Pasalnya, tekanan tersebut juga tak lepas dari ketatnya persaingan. Uniknya, pesaing utama justru datang dari industri minimarket. Pasalnya, sejauh ini kinerja minimarket justru melampaui kinerja hypermarket.