Menyingkap Tabir Rahasia di Balik Kekacauan dan Krisis Credit Suisse



KONTAN.CO.ID - LONDON/BERN. Krisis yang mengguncang Credit Suisse pada tahun 2023 telah menodai reputasi Swiss sebagai pusat keuangan global yang aman.

Sebuah laporan setebal lebih dari 560 halaman yang dirilis oleh parlemen Swiss mengungkap budaya kerahasiaan di dalam pemerintahan negara tersebut, yang justru memperburuk situasi dalam upaya penyelamatan bank terbesar kedua di Swiss ini.

Budaya Rahasia yang Menyulitkan Penanganan Krisis

Laporan parlemen menyoroti penggunaan "non-meetings" oleh para pejabat tinggi, termasuk mantan Presiden Bank Nasional Swiss, Thomas Jordan, dan mantan Menteri Keuangan, Ueli Maurer.


Pertemuan informal ini dilakukan tanpa pencatatan resmi, dengan tujuan menghindari kebocoran informasi.

Baca Juga: Dampak Kejatuhan Credit Suisse, Swiss Kehilangan Daya Tarik bagi Dunia Keuangan

Namun, praktik ini mengakibatkan kurangnya transparansi dan koordinasi di dalam pemerintahan, sehingga mempersulit persiapan menghadapi krisis.

Para penulis laporan mencatat bahwa dalam beberapa kasus, pejabat tinggi, termasuk presiden Swiss dan kanselirnya, tidak menerima dokumen penting yang diperlukan untuk memahami masalah di Credit Suisse dan opsi penyelesaian yang tersedia.

Hal ini menciptakan ketidakpastian dan konflik di antara para pemimpin pemerintahan.

Contoh Kekacauan dalam Penanganan

Salah satu insiden yang diungkap adalah pertemuan antara Presiden Swiss dan kanselir pada November 2022, di mana mereka tidak menerima dokumen yang diperlukan karena kekhawatiran kebocoran.

Beberapa hari kemudian, Maurer meyakinkan kabinet bahwa situasi Credit Suisse telah "mereda", meskipun bank terus mengalami penarikan dana besar-besaran.

Laporan tersebut juga mencatat pertemuan informal antara Jordan dan Axel Lehmann, Ketua Credit Suisse saat itu, tanpa adanya catatan resmi tentang apa yang dibahas.

Bahkan regulator utama Swiss, FINMA, yang dipimpin oleh Marlene Amstad, sering kali tidak mendapatkan informasi tentang pertemuan ini, menciptakan lebih banyak kritik terhadap praktik tersebut.

Baca Juga: Setelah Penyelamatan Credit Suisse, UBS Hadapi Persyaratan Modal yang Lebih Ketat

Dampak pada Keputusan Pemerintah

Kekacauan akibat kurangnya koordinasi dan pencatatan resmi memuncak pada Februari 2023, ketika kabinet akhirnya menerima dokumen resmi pertama mengenai penanganan krisis.

Hanya beberapa minggu kemudian, Credit Suisse dijual kepada UBS dalam upaya menyelamatkan bank tersebut dari kehancuran total.

Kepemimpinan baru di bawah Menteri Keuangan Karin Keller-Sutter mengakhiri praktik pertemuan informal, tetapi kekhawatiran tentang kebocoran informasi tetap ada.

Selanjutnya: Kemenag Hapus Kendaraan Tak Layak Angkut Jemaah Haji di Arab Saudi

Menarik Dibaca: Benih Bersertifikat dan Peremajaan Lahan Sawit Kunci Keberhasilan Petani Sawit

Editor: Handoyo .