Menyoal efektivitas kebijakan pemerintah dalam menangani corona terhadap laju IHSG



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jumlah pasien yang terjangkit virus corona di Indonesia terus bertambah. Per hari ini, jumlah pasien yang positif covid19 mencapai 172 orang yang tersebar di delapan provinsi.

Bersamaan, tekanan yang terjadi di pasar modal terus meningkat sejak merebaknya virus corona (Covid-19). Sejak awal tahun saja, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah mengalami penurunan 29,25% year to date (ytd).

Baca Juga: Sebelum berburu dividen FASW dan WOMF, simak rekomendasi berikut


Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan dan imbauan, mulai dari memberlakukan social distancing dengan ajakan bekerja di rumah (work from home) hingga pemberian insensif dan stimulus fiskal.

Namun nyatanya, kebijakan ini belum mampu menahan kejatuhan IHSG. Di mana hari ini, IHSG kembali ditutup di zona merah.

Ada kebijakan, tetapi komunikasi kurang Direktur Avere Investama Teguh Hidayat mengatakan kejatuhan indeks lebih disebabkan oleh kekagetan pasar. Sebab, sentimen penurunan pasar akibat virus baru terjadi kali ini dan biasanya pasar akan turun drastis ketika terjadi krisis ekonomi.

Sehingga, pelaku pasar saat ini lebih mengkhawatirkan dampak sistemis dari penyebaran corona terhadap perekonomian.

“Yang kami pikirkan tentu saja dampak jangka panjangnya dengan sekolah ditutup, pabrik mungkin ditutup, kemudian orang-orang diimbau tidak berangkat kerja pasti dampaknya ke ekonomi ,” terang Teguh kepada Kontan.co.id, Selasa (17/3).

Baca Juga: Ini saran analis untuk pemerintah agar IHSG bisa kembali menguat

Dari sudut pandang masyarakat awam, Teguh menilai kebijakan yang diambil pemerintah sudah cukup baik dalam mencegah dan menanggulangi penyebaran corona, misal dengan imbauan social distance dan WFH serta beberapa stimulus kebijakan.

Editor: Tendi Mahadi