Menyulap limbah kotak susu menjadi sampul notebook unik



KONTAN.CO.ID - Tumpukan kotak susu yang tak sedap dipandang menginspirasi Kurniati Rachel Sugihrehardja untuk berkreasi. Ia membuat sampul notebook dari kardus susu bekas itu.  

Awalnya, Nia, panggilan Kurniati, memakai sampul notebook berbahan limbah tersebut. "Namun, ternyata banyak teman saya yang suka," kata Nia. Dari promosi mulut ke mulut inilah, sampul notebook buatan Nia laris manis.

Sejak 2009, ia juga mengolah limbah kardus susu menjadi beragam produk yang layak jual dan bernilai ekonomi dengan merek Bikin Bikin Craft. Beragam produk seperti notebook, box aksesoris dan alat tulis, cable holder, charging holder, kotak pensil, dompet paspor dan kotak kacamata.


Sampul notebook dibanderol Rp 160.000-Rp 300.000 per unit, box aksesori dan alat tulis dibanderol Rp 250.000 per unit, sedangkan produk lainnya dibanderol mulai dari Rp 120.000 per buah. "Pelanggan saya masih dari sekitar Jakarta, Tangerang dan sekitarnya," ujar Nia.

Dalam sebulan biasanya Bikin Bikin Craft bisa menjual 3-4 lusin produk, di luar pesanan suvenir. Sedangkan untuk pesanan suvenir, Nia biasanya menerima sampai ratusan sampul notebook.

Tak hanya berusaha mengelola limbah kotak susu, Nia juga sebisa mungkin membuat produk notebook yang ramah lingkungan. Mulai dari sampul yang digunakan dari bahan limbah kotak susu, sampai kain pelapisnya. Ia bekerjasama dengan perajin batik pewarna alami. Sebagian besar sampul notebook buatan

Bikin Bikin Craft dilapisi oleh kain batik dengan pewarna alami, seperti indigofera, daun suji dan sebagainya. Untuk bahan baku, awalnya Nia mengumpulkan limbah kardus dari rumahnya sendiri dan tetangga sekitar. Seiring banyaknya pesanan, ia pun mulai mengumpulkan limbah kardus dari sebuah kafe eco-friendly milik rekannya di kawasan Ampera.

Kini, semua orang yang memiliki limbah kotak susu yang menumpuk bisa menyumbangkan ke Nia, dengan syarat harus sudah dibersihkan. "Agar tidak berjamur dan menimbulkan bau," ungkapnya.

Dalam mengolah limbah kotak susu menjadi produk yang layak jual, prosesnya tidak mudah. Setiap detil proses harus diperhatikan, bahkan pada saat proses pemotongan. "Kalau kita mau kelola sampah jadi barang yang harga jualnya bisa tinggi ya proses pembuatannya harus detil dan rapi. Waktu motong harus pas, tidak bisa lebih 1 mm pun," tuturnya.

Salam waktu dekat, Bikin Bikin Craft bakal meluncurkan produk baru berupa tas yang berlapis kotak susu bekas. Namun, sampai saat ini, Nia masih melakukan berbagai  percobaan terhadap produk tas yang bakal diluncurkan itu. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Johana K.