JAKARTA. Peluang bisnis kedai kopi kian menjanjikan. Maklum, sekarang, penikmat kopi sudah merata, mulai dari anak muda hingga orang tua.Maklum, menikmati secangkir kopi klop dengan aktivitas nongkrong. Tak heran, terus bermunculan usaha kedai kopi, terutama di perkotaan. Contohnya, Kopi Toebroek yang didirikan Bagas Murbianto di Jakarta.Kedai Kopi Toebroek berdiri di 2009 silam di bawah bendera PT Prominto Mitra Fortuna. Bagas menggunakan bahan utama beragam kopi khas Indonesia dari berbagai daerah, mulai dari Aceh hingga Papua. Ada beragam minuman yang ditawarkan, seperti black coffee hingga ice blended berbahan dasar kopi, dan kopi luwak. Segelas minuman dijual dari Rp 6.000 hingga Rp 60.000.Saat ini, ada 9 gerai Kopi Toebroek. Satu gerai milik Bagas, delapan gerai lainnya milik mitra yang tersebar di Jakarta, Pekanbaru, Tegal, dan Yogyakarta. Sejak 2010 silam, dia membuka peluang bagi kemitraan.Bagas menawarkan tiga paket investasi. Yang termurah, paket Gerobak dengan investasi Rp 25 juta. Mitra mendapatkan gerobak, mesin espresso, packaging, seragam barista, dan bahan baku awal. Kedua, Paket Kedai Kopi dengan investasi Rp 45 juta. Mitra mendapatkan booth, mesin espresso, seragam, papan menu, perlengkapan menyajikan kopi dan teh, serta bahan baku awal. Mitra harus menyiapkan ruangan berukuran 6-10 m². Yang termahal paket Bistro. Mitra harus menyiapkan dana Rp 300 juta. Biaya itu mencakup mesin espresso, peralatan standar untuk kebersihan mesin, media promosi, seragam, papan menu, perlengkapan penyajian, serta bahan baku awal. Mitra harus menyiapkan ruangan berkisar 80-100 m².Ada supporting feeBagas memproyeksi, saban bulan, mitra bisa meraup omzet sekitar Rp 16 juta hingga Rp 100 juta, tergantung paket yang diambil. Dengan perkiraan laba bersih 20%-40% dari omzet, mitra bisa balik modal 1-2 tahun. Dia tidak memungut biaya royalti. Tapi, tiap bulan mitra wajib menyetorkan supporting fee Rp 400.000 untuk paket gerobak, Rp 600.000 untuk kedai kopi, dan Rp 2 juta untuk bistro. “Biaya supporting fee untuk quality control outlet dan menu, pemakaian brand, dan maintenance mesin,” katanya. Mitra harus memakai bahan baku dari pusat. Minimal pembelian 3-6 kilogram kopi per bulan.Pengamat waralaba Amir Karamoy menilai, gaya hidup masyarakat masa kini memberikan prospek cerah dalam bisnis kedai kopi, apalagi dengan konsep bistro. "Karena trennya mengarah ke situ, maka prospeknya bagus," katanya. Namun, penguasaha kedai kopi memang harus berani bersaing, mengingat kompetitor di bisnis ini cukup kuat.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Meracik laba dari kedai Kopi Toebroek
JAKARTA. Peluang bisnis kedai kopi kian menjanjikan. Maklum, sekarang, penikmat kopi sudah merata, mulai dari anak muda hingga orang tua.Maklum, menikmati secangkir kopi klop dengan aktivitas nongkrong. Tak heran, terus bermunculan usaha kedai kopi, terutama di perkotaan. Contohnya, Kopi Toebroek yang didirikan Bagas Murbianto di Jakarta.Kedai Kopi Toebroek berdiri di 2009 silam di bawah bendera PT Prominto Mitra Fortuna. Bagas menggunakan bahan utama beragam kopi khas Indonesia dari berbagai daerah, mulai dari Aceh hingga Papua. Ada beragam minuman yang ditawarkan, seperti black coffee hingga ice blended berbahan dasar kopi, dan kopi luwak. Segelas minuman dijual dari Rp 6.000 hingga Rp 60.000.Saat ini, ada 9 gerai Kopi Toebroek. Satu gerai milik Bagas, delapan gerai lainnya milik mitra yang tersebar di Jakarta, Pekanbaru, Tegal, dan Yogyakarta. Sejak 2010 silam, dia membuka peluang bagi kemitraan.Bagas menawarkan tiga paket investasi. Yang termurah, paket Gerobak dengan investasi Rp 25 juta. Mitra mendapatkan gerobak, mesin espresso, packaging, seragam barista, dan bahan baku awal. Kedua, Paket Kedai Kopi dengan investasi Rp 45 juta. Mitra mendapatkan booth, mesin espresso, seragam, papan menu, perlengkapan menyajikan kopi dan teh, serta bahan baku awal. Mitra harus menyiapkan ruangan berukuran 6-10 m². Yang termahal paket Bistro. Mitra harus menyiapkan dana Rp 300 juta. Biaya itu mencakup mesin espresso, peralatan standar untuk kebersihan mesin, media promosi, seragam, papan menu, perlengkapan penyajian, serta bahan baku awal. Mitra harus menyiapkan ruangan berkisar 80-100 m².Ada supporting feeBagas memproyeksi, saban bulan, mitra bisa meraup omzet sekitar Rp 16 juta hingga Rp 100 juta, tergantung paket yang diambil. Dengan perkiraan laba bersih 20%-40% dari omzet, mitra bisa balik modal 1-2 tahun. Dia tidak memungut biaya royalti. Tapi, tiap bulan mitra wajib menyetorkan supporting fee Rp 400.000 untuk paket gerobak, Rp 600.000 untuk kedai kopi, dan Rp 2 juta untuk bistro. “Biaya supporting fee untuk quality control outlet dan menu, pemakaian brand, dan maintenance mesin,” katanya. Mitra harus memakai bahan baku dari pusat. Minimal pembelian 3-6 kilogram kopi per bulan.Pengamat waralaba Amir Karamoy menilai, gaya hidup masyarakat masa kini memberikan prospek cerah dalam bisnis kedai kopi, apalagi dengan konsep bistro. "Karena trennya mengarah ke situ, maka prospeknya bagus," katanya. Namun, penguasaha kedai kopi memang harus berani bersaing, mengingat kompetitor di bisnis ini cukup kuat.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News