KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) loyo di akhir pekan lalu. Analis melihat, IHSG berpotensi melanjutkan koreksi ke kisaran 6.660-6.680 pada Senin (19/6), pasca break low 6.710 (MA5) di akhir pekan lalu (16/6). Sebagai informasi, IHSG ditutup di zona merah pada perdagangan akhir pekan. IHSG melemah 0,23% atau 15,24 poin ke 6.698,54, Jumat (16/6). Selama sepekan, IHSG menguat tipis 0,07%.
Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas Rio Febrian melihat, secara teknikal, Stochastic RSI cenderung menurun dari overbought area serta terjadi penyempitan positive slope pada MACD. Dari sentimen luar negeri, pasar akan mengantisipasi pernyataan Kepala The Fed Jerome Powell di pekan depan (22/6). Hal itu menyusul hasil keputusan The Fed yang mempertahankan suku bunga acuan dan clue terminal rate dari The Fed Rate (15/6). “The Fed akan menaikkan 2 kali lagi suku bunga acuan di 2023,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (16/6).
Baca Juga: Asing Net Sell Jumbo Rp 1,74 Triliun, Cermati Saham yang Banyak Dilego Selama Sepekan Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) akan mengadakan RDG pada 21-22 Juni 2023. BI diperkirakan akan kembali mempertahankan suku bunga acuan di 5,75% di bulan Juni 2023. “Perkiraan itu menyusul tren penurunan inflasi ke 4% di bulan Mei 2023 dan kondisi ekonomi Indonesia terkini yang relatif stabil,” kata Rio. Berdasarkan penjelasan di atas, Rio menyarankan, investor masih dapat memperhatikan sejumlah saham rate-sensitive, seperti BBRI dan BRIS. “Serta, saham-saham dengan peluang rebound lanjutan seperti AALI, TAPG, CPIN, dan JPFA juga dapat diperhatikan pada Senin besok,” ungkapnya. Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Muhammad Nafan Aji Gusta menyebut, pergerakan IHSG pada akhir perdagangan Jumat lalu dibantu oleh faktor kenaikan harga komoditas dunia yang disusul aksi korporasi emiten, seperti pembagian dividen. Menurut Nafan, Indonesia menjadi negara yang mendapat benefit dari windfall profit akibat dari euforia kenaikan harga komoditas. “Lalu, faktor harga komoditas mempengaruhi tren surplus neraca perdagangan Indonesia yang berhasil tercatat selama 36 bulan berturut-turut,” ujarnya kepada Kontan, Minggu (18/6). Nafan melihat, IHSG akan cenderung terkoreksi pada perdagangan pekan depan. Hal itu disebabkan para pelaku investor menunggu sikap hawkish yang ditunjukkan The Fed yang berpotensi akan menaikkan suku bunga acuan sebanyak 1 - 2 kali lagi di tahun 2023. “Kenaikan suku bunga The Fed mediannya ada di kisaran 5,6%. Otomatis, potensi hawkish dari The Fed ini membuat IHSG cenderung terkoreksi pada pekan depan,” tuturnya.
Rio memproyeksikan, IHSG akan berada di level resistance 6.750 dan support 6.600. Lalu, potensi pivot ada di level 6.680 pada Senin (19/6). Sementara, Nafan memprediksi, IHSG akan berada di level support 6.675 dan 6.654, serta resistance di 6.744 dan 6.787.
Baca Juga: IHSG Menguat Tipis 0,23% ke 6.698 Dalam Sepekan, Cek Saham yang Banyak Dikoleksi Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat