Merajut Untung dari Barang Rajutan



antara-h090518_14_rajutJAKARTA. Produk rajutan sudah lama dikenal orang. Maklum, rajutan yang biasanya dibuat sebagai pelengkap baju seperti syal, cardigan, tas, dan taplak meja ini tergolong produk djadoel alias zaman dulu. Meski djadoel, toh masih banyak yang menggemarinya. Buktinya, barang-barang rajutan ini tetap laris bak toko baju lagi pesta diskon. Jadi jangan heran, bila pasar produk rajutan semakin semarak. Selalu saja ada desain dan produk baru yang meramaikan pasar produk rajutan ini. Usaha produk rajutan sangat menjanjikan karena banyak yang menyukainya. Maklum, produk rajutan ini bisa dibuat dalam pelbagai model dan ukuran. Salah satu yang sukses menekuni bisnis ini adalah May Lita yang sudah memproduksi ratusan item produk rajutan. Perempuan yang akrab disapa Melli ini menekuni bisnis rajutan sejak 10 tahun silam. Di bawah bendera usaha Rumah Rajut, Melli ini berhasil meraup omzet yang lumayan besar, yakni sekitar Rp 20 juta. "Saya menerima laba bersih sekitar 20% dari omzet," beber Melli ke KONTAN. Pada awal merintis usaha ini, Melli hanya mempekerjakan tiga karyawan. Saat itu, ia hanya mampu memproduksi sekitar puluhan produk rajutan sebulan. Maklum, modal awalnya hanya Rp 800.000. Modal yang terbilang kecil ini, dia pakai membeli bahan dasar yakni benang rajut. Kala itu pemasarannya pun belum seluas sekarang.  "Saya masih memasarkannya sebatas ke teman-teman," ujarnya. Dalam perjalanan, usaha Melli berkembang pesat. Jumlah karyawannya bertambah menjadi tujuh orang. Ia juga mulai menambah alat produksi seperti mesin jahit dan bahan baku lainnya. Sukses lewat internet Untuk mengerjakan pesanan yang makin banyak, selain di rumahnya sendiri, Melli juga mendidik dan membina ratusan perajin di Bantul, Yogyakarta dan Bali. “Di rumah, saya membuat desain dan contoh, lalu saya kirimkan beserta bahan baku ke para perajin," tandasnya. Kini, dalam sebulan, Melli mampu menghasilkan 500 jenis barang rajutan. Produk nya meliputi dekorasi rumah, fesyen, dan aksesori rajut. Contohnya, baju, bantal, tas, bed cover, dan gantungan kunci. Melli memasok sebagian besar produknya ke toko cindera mata Chick Mart di Kemang, Jakarta Selatan. Selain itu, Melli juga mengirim produk ke pusat perbelanjaan dan hotel ternama di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat. Bahkan, sebagian produk rajutannya telah merambah pasar Australia. Harga rajutan buatan Melli saat ini bervariasi antara Rp 60.000 hingga Rp 1 juta per produk. Usaha rajutan milik Melli semakin berkibar sejak ia memutuskan berdagang lewat jalur online. “Lewat internet usaha saya semakin maju,” ucap Melli. Dalam mengembangkan usahanya, Melli juga kerap mengikuti pameran-pameran kerajinan tangan dan produk fesyen. Keunikan bisnis rajut Melli terletak pada teknik rajut. Ada yang dikerjakan dengan tangan dan mesin, meski tetap memakai sentuhan tangan untuk pinggiran atau sambungan. Menekuni usaha kerajinan barang rajutan tidak susah. Yang penting, Anda sendiri atau karyawan Anda menguasai teknik merajut. Melli sendiri mengaku sudah belajar merajut sejak duduk di bangku SMP pada tahun 1968 silam. Ia mendapat kemahiran membuat rajutan dari sang nenek.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: