Merancang fulus dari kue karakter



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. belakangan ini, permintaan kue hias karakter tengah naik daun. Ini seiring dengan makin banyaknya para tokoh superhero atau tokoh lainnya yang tengah ngehits belakangan ini. Selain itu, bentuk kue atau cake hias tersebut bisa tiga dimensi, artinya bisa menyerupai keinginan dari para pemesan.

Inilah yang membuat bisnis kue hias karakter masih diburu hingga kini. "Ini anak saya mau ulang tahun dan minta dibuat kue unicorn," kata Bella Agnesia, seorang ibu rumah tangga kepada KONTAN.

Tak cuma untuk anak-anak saja, cake hias juga mulai digemari oleh kalangan dewasa. Biasanya mereka juga ingin merayakan momen spesial seperti ulang tahun, peringatan kelahiran anak atau bisa juga perkawinan.


Apalagi tampilan kue karakter tiga dimensi ini semakin menawan dengan adanya fondan alias pasta gula yang berfungsi sebagai pembentuk karakter tiga dimensi sebuah kue.

Warna-warni fondan dan aneka karakter lucu yang menghiasi membuat penampilan kue  tiga dimensi menjadi lebih sempurna serta nampak lucu dan menarik.

Namun, membuat kue ini membutuhkan keahlian khusus, sabar dan telaten. Devia Setiawan, ahli dekorasi fondan sekaligus pemilik Devia Rainbow asal Bandung, Jawa Barat mengaku membutuhkan waktu lebih dari dua bulan untuk bisa membuat kue tiga dimensi menjadi sempurna.

Ia sendiri mulai tertarik terjun ke bisnis pembuatan kue tiga dimensi tersebut lantaran ingin membuat kue ulang tahun anaknya. Kala itu ia melihat ada temannya yang bisa membuat cup cake dengan dekorasi menarik.

Dengan modal nekat dan   kemampuan seadanya, perempuan 40 tahun ini mulai menawarkan jasa kue karakter kepada teman-temannya. Dewi fortuna pun berpihak. Satu persatu konsumen berdatangan. Padahal, ilmu yang ia dapatkan cuma dari situs pembuatan kue tiga dimensi dan literatur sejenis.  

Kini, rata-rata jumlah pesanan yang masuk dalam sebulan mencapai 10 konsumen. Kebanyakan kue tiga dimensi tersebut digunakan untuk melengkapi acara ulang tahun anak.

Karakter yang menjadi favorit konsumen saat ini adalah boneka LOL, unicorn, dan para tokoh Marvel. Ia membanderol jasanya mulai dari Rp 750.000 sampai diatas Rp 2 juta per kue.

Dalam membuat kue tiga dimensi memang dibutuhkan  kemampuan khusus. Devia mengaku dibutuhkan komposisi yang pas saat menumpuk kue dan membentuknya menjadi suatu bentuk. Bila salah perhitungan, kue bakal ambles alias penyok.

Selain itu, harus mengenal karakter fondan yang digunakan sehingga saat proses dibentuk menjadi suatu karakter seperti boneka, mobil atau lainnya tidak rusak. Suhu ruangan pun juga harus dibuat dingin, bila terlalu lembab fondan akan meleleh. "Memang harus familiar dengan banyak fondan dan rajin berlatih untuk bisa membuat cake tiga dimensi nampak sempurna," katanya kepada KONTAN, Jumat (10/8).

Ibu dua anak ini bilang menekuni bisnis ini memberikannya banyak tantangan, karena dia dituntut untuk membuat karakter yang berbeda-beda dan baru. Ia sendiri cukup melakukan riset karakter. Serta menyesuaikan dengan permintaan dari  pelanggan. Saat komposisi bentuk kurang pas dia tidak ragu-ragu untuk membongkar dan mencoba kembali.

Karena faktor inilah yang membuat ia meminta konsumen untuk memesan paling cepat dua minggu sebelum hari pengambilan.

Namun, Viona Anggraini, pemilik Morecakeco mengaku  bisa membuat kue karakter cuma dua hari saja untuk satu karakter. Meski terbilang singkat, tapi ia harus bisa mengatur waktu untuk bisa mengerjakan pesanan. Sebab statusnya masih sebagai  karyawan suatu perusahaan.

Usaha yang baru ia mulai tahun lalu ini memang menjanjikan.  Rata-rata dalam seminggu ada dua permintaan yang masuk.

Untuk omzetnya sendiri ia bilang cukup memuaskan. Dalam satu bulan ia dapat meraup Rp 6 juta.  Adapun tarif kue karakter sebesar 16 cm sebesar Rp 750.000 dan 22 cm bisa Rp 1,3 juta. Pesanan termahal yang pernah ia buat berupa kue perkawinan seharga Rp 2,5 juta.

Hasil tersebut tidak terlepas dari strategi pemasaran yang kerap dijalankan pemain ini, yakni lewat media sosial. Ia juga kerap mengikuti perkembangan kue terbaru dari  media digital dan literatur lainnya. "Pemain ini harus punya ciri khas dan kalalu sama, apa bedanya dengan toko kue," tandanya.

Sedangkan selama menjalankan bisnis ini, ia mengakui kendala terbesarnya adalah kekurangan orang. Sebab dari tugas administrasi sampai pengiriman dilakukan sendiri. Melihat kendala tersebut, ia ada rencana untuk fokus di bisnis dan keluar dari pekerjaan yang sekarang. Selain itu, untuk bisa bersaing dengan pemain sejenis, ia bakal fokus ke kue dekorasi khusus pahat.

Pemain lainnya yakni  Yuanita Ekasari Soeyono, pemilik Elly Cakes and Bakery asal Malang juga merasakan hal sama terkait bisnis manis kue dekorasi. Menggeluti bisnis kue dekoratif sejak 2011, ia mengklaim bila  bisnisnya makin berkembang pesat sejak tahun 2015 lalu. Kini, kue dekorasi memakai fondan sudah tak asing lagi. Untuk bisa bersaing dengan pemain sejenis, ia pun langsung mengkhususkan diri di produk kue dekoratif ulang tahun untuk anak-anak.

Memang tidak mudah mengenalkan bisnis  ini ke pasar. Ia harus mengedukasi pasar terlebih dulu soal kue dekoratif bertabur gula pasta tersebut. Beruntung, karena keunikan dari kue dekoratif tersebut membuat produk ini bisa di terima di sekitar Malang.

Ia lantas tidak menyia-nyiakan untuk terus mengasah ketrampilan secara otodidak. Hal yang juga dilakuakan oleh pemain lainnya.

Terkait tarif, ia membanderol tarif kue dekoratif relatif sama dengan pemain lainnya. Yakni  mulai Rp 600.000 per buah. Ia sendiri pernah membuat kue dekoratif dengan tarif Rp 3,5 juta per buah. Yakni kue dekoratif tema Indian. "Detail karakternya lumayan banyak dan rumit," jelasnya.

Dalam sebulan, Yuanita bisa menggarap 10 - 20 pesanan kue dekotarif. Pembelinya sebagian besar berasal dari Malang, ada pula  dari Blitar, Kediri dan Tulungagung. Bahkan beberapa kali Yuanita juga sempat mengirim kreasi kue karakter ke Singapura.  

Sedangkan pemain lainnya yakni Melia Inggriany, pendiri Merey Go Round Cupcakes dan Cakes (MGR Cakes), justru dari tahap coba-coba dalam menekuni bisnis ini. Maklum, dirinya bersama sang adik memang berasal dari keluarga pembuat kue, terutama lapis legit. Ia pun ingin membuat kue yang berbeda. Dan pilihannya jatuh ke kue dekoratif yang butuh ketrampilan tidak sembarangan.

Setelah mendapatkan respon positif dari lingkungan terdekatnya, Dia kemudian mulai menjajakan kue secara online di tahun 2010.

Medianya melalui blogspot pribadi hingga sosial seperti Facebook dan Twitter. Kini Melia secara aktif memanfaatkan Instagram untuk memamerkan kue hasil dekorasinya. Untuk referensi dekorasi kuenya, Melia mengaku selalu mencari inspirasi baru untuk memenuhi permintaan kliennya. Ia mematok hasil karyanya antara Rp 600.000 sampai Rp 5 juta. "Untuk harga tidak sama, dan semua tergantung tingkat kesulitan," katanya.

Dia bilang, MGRCakes setiap harinya dapat melayani 1-5 slot untuk permintaan kue dekorasi yang dikerjakan empat karyawan ditambah dengan pengarahan serta pengawasan langsung darinya. Dalam satu bulan minimal ia bisa menerima pesanan 50 satuan kue dekorasi. "Jadi omzet kami satu bulan di atas Rp 50 juta," katanya. Safira Idawuri,  pemilik Rollingpin_Sugarart juga merasakan manisnya bisnis kue dekorarif ini. Apalagi pasar yang ia sasar seputar kota Bandung dan sekitarnya hingga Jakarta.

Bisnis yang awalnya dari kegemaran menghias kue untuk anaknya kini mulai berkembang. Ia sudah menjalani bisnis tersebut selama empat tahun. Dan keuntungan bersih yang sudah ia dapatkan tergolong lumayan, yakni Rp 10 juta per bulan.

Adapun produk hasil rancangannya ia banderol antara Rp 95.000 sampai Rp 500.000 per porsi. Hebatnya, ia cukup mengerjakan pesanan kue dekotarif tersebut cuma satu hari saja.

Terkait soal kendala, sama seperti pemain lainnya, adalah mendapatkan tenaga kerja yang handal di bidang ini. Yakni bisa membuat kue dekoratif, seperti dirinya. Sebab bila pesanan banyak, maka memang dibutuhkan jumlah tenaga kerja yang lebih banyak lagi. Ia sendiri saat ini baru mempekerjakan dua pekerja.    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon