Merangkul konveksi dan percetakan (3)



Para pedagang atribut partai di Proyek Senen, Jakarta Pusat, tidak mengerjakan sendiri atribut partai yang mereka jual. Pembuatan atribut partai itu diserahkan ke pihak lain, yakni pengusaha konveksi atau percetakan. "Kami memakai mitra, karena kami ini hanya biro jasa," ujar Hadi Lamet, pedagang atribut di Proyek Senen.

Hadi, yang memiliki kios di lantai satu pasar Proyek Senen, mengatakan, dia mempunyai banyak mitra usaha. Menurutnya, siapa saja bisa bermitra  asalkan punya keahlian. "Ada mitra yang pintar membuat jaket, ada yang pintar sablon, semua ada keahlian sendiri-sendiri," ujarnya.

Jumlah mitra usahanya tergantung dari berapa banyak pesanan yang dia diterima. Menurut Hadi, ia sendiri sebenarnya mampu mengerjakan atribut tersebut. Namun, ia memilih menyerahkan ke mitra karena hasilnya lebih bagus.


Menurut Hadi, untuk pesanan kaus, ia banyak menggandeng pengusaha konveksi di daerah Banten. Menurutnya, konveksi di daerah itu lebih murah karena banyak pabrik tekstil, sehingga harga bahan baku kain lebih murah.

Zul Fahmi, pedagang lain di sentra ini, juga banyak menggandeng pihak lain buat menggarap pesanan. Namun, ada beberapa bagian yang dia kerjakan sendiri. Misal, pesanan kalender calon anggota legislatif (caleg).  "Untuk kalender kami buat sendiri desainnya, habis itu diberikan ke tukang cetak," ujar Zul Fahmi.  

Sedangkan untuk konveksi, ia lebih memilih bekerjasama dengan pengusaha konveksi di daerah Jembatan Besi dan Jembatan Lima, Jakarta Barat. Hasilnya cukup bagus.

Namun, ada juga beberapa atribut yang semuanya dikerjakan sendiri oleh Fahmi. Contohnya, gantungan kunci. Mulai dari pembuatan desain sampai mencetak dikerjakan sendiri. "Ibaratnya produk-produk ini 70% buat sendiri, 30% kami kasih ke orang," tambahnya.

Menurutnya, kebanyakan konsumen yang berburu atribut partai di proyek Senen adalah para sales atau calo "Rata-rata yang naik ke sini itu sales," ujar Fahmi. Menurut Fahmi, para sales itu keliling memasukkan penawaran ke partai politik (parpol), perusahaan, dan instansi pemerintah.

Jika dapat proyek untuk pengadaan barang, maka sales itu langsung menuju Proyek Senen dan mencari kios yang bisa memberi harga cocok. Jadi, dapat dibilang para sales tersebut merupakan perantara pedagang dengan pembeli. Sesuai kesepakatan, pedagang yang nanti mengirim langsung barang yang dipesan sesuai permintaan para sales.

Konsumen pasar Proyek Senen ini datang dari berbagai daerah di Indonesia. Rahman, seorang penjaga lapak atribut parpol di lantai dua, mengatakan kerap mengirim barang ke berbagai daerah di Indonesia. "Paling jauh saya pernah mengirim ke Aceh dan Papua," ujar Rahman.                                  (Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Havid Vebri