JAKARTA. Meningkatnya aktivitas Gunung Merapi yang terjadi selama sepekan ini, terlebih setelah status aktivitas gunung ini naik menjadi awas, ternyata membawa berkah bagi para pengusaha hotel di Yogyakarta. Istidjab M. Danunagoro, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), mengatakan, selama sepekan terakhir ini, tingkat keterisian (okupansi) hotel di DIY naik.Kamar-kamar hotel di Yogyakarta terisi lebih banyak dibanding hari-hari sebelumnya lantaran banyak wisatawan, baik asing maupun domestik, berkunjung ke daerah itu untuk menyaksikan langsung aktivitas Gunung Merapi dari dekat. Alhasil, bisnis perhotelan di Yogyakarta semarak. "Tingkat okupansi dari penginapan kelas melati hingga kelas bintang naik sekitar 20% dari hari biasa," kata Istidjab (25/6). Tingkat hunian hotel berbintang, misalnya, naik menjadi 70%-80%. Adapun okupansi hotel kelas satu dan dua berada di kisaran 50%. "Khusus kelas losmen atau wisma bisa lebih dari itu," kata Istidjab.Namun, peningkatan jumlah tamu hanya dialami hotel dan penginapan yang lokasinya agak jauh dari Merapi. Sebaliknya, hotel dan penginapan yang terdapat di daerah sekitar Merapi malah turun. Misalnya di Kaliurang, daerah perbukitan di utara Yogyakarta yang cukup dekat dengan gunung Merapi.Salah satu hotel berbintang di Yogyakarta yang mengalami peningkatan tingkat hunian kamar adalah Hotel Santika milik Kompas Gramedia. Donny Tisnantoro, Direktur Pemasaran Hotel Santika, mengatakan, saat ini okupansi Hotel Santika terbilang memuaskan. Maklum, tingkat hunian Hotel Santika yang di hari biasa sebesar 70%, kini naik menjadi lebih dari 90%. "Sekitar 15% di antaranya adalah wisatawan asing yang penasaran ingin melihat aktivitas Merapi dari jarak dekat," ujar Donny. Lama menginap wisatawan asing itu rata-rata tujuh hingga 10 hari. Peningkatan jumlah tamu juga mampir ke Hotel Cempaka. Santo Alam, Manajer Operasional Hotel Cempaka, mengatakan, dari 40 kamar yang tersedia, belakangan ini hampir setiap hari kini selalu terisi penuh. Padahal di hari biasa, tingkat okupansinya hanya 70%. "Dalam sepekan ini, reservasi dari luar kota meningkat tajam dengan rata-rata menginap selama tiga hari," ujar Santo Alam.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Merapi bergejolak, penginapan ketiban berkah
JAKARTA. Meningkatnya aktivitas Gunung Merapi yang terjadi selama sepekan ini, terlebih setelah status aktivitas gunung ini naik menjadi awas, ternyata membawa berkah bagi para pengusaha hotel di Yogyakarta. Istidjab M. Danunagoro, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), mengatakan, selama sepekan terakhir ini, tingkat keterisian (okupansi) hotel di DIY naik.Kamar-kamar hotel di Yogyakarta terisi lebih banyak dibanding hari-hari sebelumnya lantaran banyak wisatawan, baik asing maupun domestik, berkunjung ke daerah itu untuk menyaksikan langsung aktivitas Gunung Merapi dari dekat. Alhasil, bisnis perhotelan di Yogyakarta semarak. "Tingkat okupansi dari penginapan kelas melati hingga kelas bintang naik sekitar 20% dari hari biasa," kata Istidjab (25/6). Tingkat hunian hotel berbintang, misalnya, naik menjadi 70%-80%. Adapun okupansi hotel kelas satu dan dua berada di kisaran 50%. "Khusus kelas losmen atau wisma bisa lebih dari itu," kata Istidjab.Namun, peningkatan jumlah tamu hanya dialami hotel dan penginapan yang lokasinya agak jauh dari Merapi. Sebaliknya, hotel dan penginapan yang terdapat di daerah sekitar Merapi malah turun. Misalnya di Kaliurang, daerah perbukitan di utara Yogyakarta yang cukup dekat dengan gunung Merapi.Salah satu hotel berbintang di Yogyakarta yang mengalami peningkatan tingkat hunian kamar adalah Hotel Santika milik Kompas Gramedia. Donny Tisnantoro, Direktur Pemasaran Hotel Santika, mengatakan, saat ini okupansi Hotel Santika terbilang memuaskan. Maklum, tingkat hunian Hotel Santika yang di hari biasa sebesar 70%, kini naik menjadi lebih dari 90%. "Sekitar 15% di antaranya adalah wisatawan asing yang penasaran ingin melihat aktivitas Merapi dari jarak dekat," ujar Donny. Lama menginap wisatawan asing itu rata-rata tujuh hingga 10 hari. Peningkatan jumlah tamu juga mampir ke Hotel Cempaka. Santo Alam, Manajer Operasional Hotel Cempaka, mengatakan, dari 40 kamar yang tersedia, belakangan ini hampir setiap hari kini selalu terisi penuh. Padahal di hari biasa, tingkat okupansinya hanya 70%. "Dalam sepekan ini, reservasi dari luar kota meningkat tajam dengan rata-rata menginap selama tiga hari," ujar Santo Alam.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News