Merapi meletus, Kemhub terbitkan Ashtam



JAKARTA. Kejadian meletusnya Gunung Merapi di Kabupaten Magelang kemarin sore ditanggapi serius oleh Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemhub).Dirjen Perhubungan Udara Herry Bakti S Gumay mengaku telah menerbitkan Notification of Ash Volcanic Hazards to Airmen (Ashtam) kepada seluruh pilot maskapai penerbangan yang mendapat tugas terbang ke Bandara Adi Sutjipto, Jogjakarta."Kami sudah menerbitkan Ashtam untuk seluruh penerbangan ke Yogyakarta. Dengan tujuan seluruh pilot mewaspadai aktivitas dan dampak kegiatan Gunung Merapi," kata Herry melalui pesan singkat, Rabu (27/10).Hal senada juga dilakukan Direktur Operasi dan Teknik PT Angkasa Pura I (Persero) Harjoso Tjatur Prijanto, yang perusahaannya menjadi pengelola bandara yang paling dekat dengan gunung tersebut."Alhamdulillah sampai pagi ini penerbangan ke Yogyakarta masih aman. Karena arah angin yang membawa debu volkanik bertiup ke arah Muntilan dan Magelang tidak ke Yogyakarta. Tadi pagi sudah di cek, awan panas juga tidak kelihatan. Namun kami terbitkan Notice to Airmen (Notem) dan terus mengupdate informasi melalui Automatic Terminal Information Services (ATIS) kepada pilot," jelas Harjoso.Ia juga memastikan, sampai saat ini perseroan belum mendapat instruksi dari Ditjen Perhubungan Udara untuk membatalkan satu pun penerbangan sejak Merapi meletus kemarin sore."Sampai saat ini masih aman, karena penerbangan dari Jakarta melalui Cirebon, Cilacap dan masuk Yogyakarta. Kalau dari arah Surabaya melalui Solo, Boyolali, dan Klaten yang relatif aman dari potensi serangan debu vulkanik. Kami juga meminta pilot terbang di ketinggian 12.000 kaki, untuk kemudian turun di Yogyakarta," imbuhnya.Harjoso mengaku terus mengawasi aktivitas Gunung Merapi untuk memastikan seluruh kegiatan penerbangan dari dan menuju Yogyakarta dalam kondisi aman. Namun, jika debu volkanik dan awan panas sudah berhembus ke arah jalur penerbangan maka secara otomatis AP I akan melarang maskapai melayani penerbangan ke Yogyakarta."Debu vulkanik itu bahaya sekali, bisa merusak dan langsung mematikan mesin. Kalau kejadiannya sudah seperti meletusnya Gunung Eyjafjalla di Islandia, maka penerbangan harus dihentikan sementara," katanya.?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: