JAKARTA. PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) mulai mengoperasikan anak perusahaan Meratus Jaya Iron Steel pada bulan Agustus nanti. Asal tahu saja, Meratus jaya merupakan perusahaan patungan antara KRAS dengan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). "Sekarang masih progressing pencarian tambang bijih besi di Kalimantan Selatan (Kalsel)," kata Irvan Kamal Hakim, Direktur Utama KRAS, Kamis (14/6). Meratus Jaya Iron Steel merupakan pelopor dalam pendirian dan pengoperasian industri besi & baja di Kalimantan, yang berlokasi di Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu, Propinsi Kalimantan Selatan. Saat ini perusahaan sedang menyelesaikan pembangunan pabrik iron making dengan teknologi rotary kiln berkapasitas 315.000 ton per tahun dan power plant 2×14 MW berbasis WHRB.Nilai investasi untuk proyek tersebut mencapai Rp 1,5 triliun. Terkait hal ini, perseroan sudah mendapat pendanaan sebesar Rp 600 miliar dari Bank Rakyat Indonesia (BRI). Dana investasi itu juga akan digunakan untuk pembangunan pembangkit listrik dengan kapasitas 1x30 megawatt. KRAS menguasai 66% saham di proyek ini, sementara ANTM kebagian 34%.
Meratus Jaya akan beroperasi Agustus 2012
JAKARTA. PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) mulai mengoperasikan anak perusahaan Meratus Jaya Iron Steel pada bulan Agustus nanti. Asal tahu saja, Meratus jaya merupakan perusahaan patungan antara KRAS dengan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). "Sekarang masih progressing pencarian tambang bijih besi di Kalimantan Selatan (Kalsel)," kata Irvan Kamal Hakim, Direktur Utama KRAS, Kamis (14/6). Meratus Jaya Iron Steel merupakan pelopor dalam pendirian dan pengoperasian industri besi & baja di Kalimantan, yang berlokasi di Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu, Propinsi Kalimantan Selatan. Saat ini perusahaan sedang menyelesaikan pembangunan pabrik iron making dengan teknologi rotary kiln berkapasitas 315.000 ton per tahun dan power plant 2×14 MW berbasis WHRB.Nilai investasi untuk proyek tersebut mencapai Rp 1,5 triliun. Terkait hal ini, perseroan sudah mendapat pendanaan sebesar Rp 600 miliar dari Bank Rakyat Indonesia (BRI). Dana investasi itu juga akan digunakan untuk pembangunan pembangkit listrik dengan kapasitas 1x30 megawatt. KRAS menguasai 66% saham di proyek ini, sementara ANTM kebagian 34%.