JAKARTA. Beras organik memang belum terlalu luas diterima pasar lantaran harganya yang mahal. Akan tetapi, seiring dengan trend masyarakat yang semakin peduli dengan kesehatan, image beras organik jadi naik daun. Dus, potensi bisnisnya semakin legit untuk dicicipi. Peluang pasar ini tak segan disambar oleh Bustanul Mulyawan, 25 tahun. Di bawah bendera Bumi Ganesa, Bustanul sukses mendistribusikan enam sampai 10 ton beras organik ke berbagai daerah di tanah air. Tawaran ekspor pun sering mampir ke perusahaan yang baru berdiri tahun 2007 tersebut. Saat ini, ada sekitar 20 kelompok tani yang menjual hasil produksinya ke perusahaan Bustanul. kelompok-kelompok tersebut merupakan mitra binaannya yang tersebar di kota Jogjakarta, Solo dan Boyolali. "dulu saya ikut sebagai petani, tetapi sekarang sebagai pemasar produk saja," ujarnya. Dalam sebulan, Bustanul meraup omzet antara Rp 50 juta sampai Rp 60 juta. Bustanul menjual berasnya dalam kemasan dua kilo, lima kilo dan 25 kilo. Untuk beras organik putih dan merah, harganya Rp 8500 sampai Rp 10.000 per kilo. tergantung banyaknya pesanan dan jarak pesanan. Sementara harga beras hitamnya dua kali lipat harga beras putih dan merah. Tentu saja, harga beras organik di luar Pulau Jawa bakalan lebih mahal daripada harga di pulau Jawa. Karena menjual dalam partai besar, Bustanul mendapat margin antara Rp 500 sampai Rp 2.000 per kilo. Rata-rata pembeli di tempatnya adalah para pedagang ritel atau eceran. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Meraup Laba Bisnis Beras Organik
JAKARTA. Beras organik memang belum terlalu luas diterima pasar lantaran harganya yang mahal. Akan tetapi, seiring dengan trend masyarakat yang semakin peduli dengan kesehatan, image beras organik jadi naik daun. Dus, potensi bisnisnya semakin legit untuk dicicipi. Peluang pasar ini tak segan disambar oleh Bustanul Mulyawan, 25 tahun. Di bawah bendera Bumi Ganesa, Bustanul sukses mendistribusikan enam sampai 10 ton beras organik ke berbagai daerah di tanah air. Tawaran ekspor pun sering mampir ke perusahaan yang baru berdiri tahun 2007 tersebut. Saat ini, ada sekitar 20 kelompok tani yang menjual hasil produksinya ke perusahaan Bustanul. kelompok-kelompok tersebut merupakan mitra binaannya yang tersebar di kota Jogjakarta, Solo dan Boyolali. "dulu saya ikut sebagai petani, tetapi sekarang sebagai pemasar produk saja," ujarnya. Dalam sebulan, Bustanul meraup omzet antara Rp 50 juta sampai Rp 60 juta. Bustanul menjual berasnya dalam kemasan dua kilo, lima kilo dan 25 kilo. Untuk beras organik putih dan merah, harganya Rp 8500 sampai Rp 10.000 per kilo. tergantung banyaknya pesanan dan jarak pesanan. Sementara harga beras hitamnya dua kali lipat harga beras putih dan merah. Tentu saja, harga beras organik di luar Pulau Jawa bakalan lebih mahal daripada harga di pulau Jawa. Karena menjual dalam partai besar, Bustanul mendapat margin antara Rp 500 sampai Rp 2.000 per kilo. Rata-rata pembeli di tempatnya adalah para pedagang ritel atau eceran. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News