KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Salah satu bisnis rumahan yang tengah naik daun saat ini adalah kaos model tie dye. Kaos model tie dye rupanya tengah menjadi tren di kalangan millennials belakangan ini. Tie dye ini kerap keli dikenal sebagai seni ikat celup atau jumputan yang sudah ada sejak tahun 1960. Saking sedang naik daunnya, ternyata bisnis yang hanya bermodalkan pewarna dan kaos polos bisa mendatangkan peluang usaha yang besar di tengah pandemi Covid-19.
Salah satu pemainnya yakni Anggi Denita pemilik Tie Dye Handmade asal Bandung rupanya baru saja menekuni bisnis ini pada pertengahan tahun 2020. Awalnya, Anggi memulai bisnis ini karena adanya dampak pandemi Covid-19 yang menyebabkan uang jajannya harus berkurang. Sehingga dengan melihat tie dye yang sedang viral pun ia turut terjun menjalaninya dengan modal awal hanya Rp 300.000
Baca Juga: Ini lo arti 15 singkatan bahasa Inggris yang populer di pakai generasi milenial Hasilnya, ia bahkan bisa mengantongi omzet bulanan mencapai Rp 21 juta per bulan lewat e-commerce. Adapun berbagai media yang ia gunakan untuk dicelup menjadi model tie dye yakni kaps kaki, kaos, masker, jacket jeans, hoodie, dan sweater. “Harga kita masih sangat terjangkau mulai dari Rp 15.000 hingga Rp 80.000 per item,” jelas Anggi kepada KONTAN, Jumat (6/11). Bahkan, meski ditengah pandemi ini, dirinya bisa tetap produktif sambil menghasilkan uang. Ia juga mengaku bahwa saban bulannya bisa menerima permintaan hingga 1.000 pcs. “Meski di tengah pandemi saat ini permintaan penjualan justru meningkat meski terkadang juga sempat menurun,” katanya. Sehingga, dirinya akan terus berinovasi tidak hanya mode tie dye saja namun juga model-model yang akan buming lainnya. Dengan demikian, ia juga optimis bisa meningkatkan penjualan dan tumbuh hingga 80% tahun depan. “Karena saya sudah dapat ide bisnis apa yang akan saya kembangkan kedepan. Tinggal dijalankan saja,” tandasnya.
Baca Juga: Fastwork, Solusi Biaya Tinggi Startup Pemain selanjutnya yakni Angle Cecilia pemilik The Cecils.id asal Jakarta. Dirinya mengaku sudah menjalankan bisnis di pertengahan tahun 2020. Akibat pandemi Covid-19, segala aktivitas harus dilakukan dirumah sehingga dirinya memacu diri untuk tetap produktif lewat berjualan. “Karena sedang viral tie dye ini akhirnya saya memutuskan juga untuk produksi set tie dye,” katanya. Uniknya, Angela lebih memilih untuk membuat model tie dye untuk satu set baju atau satu pasang baju yakni atasan dan bawahan. Adapun model-model yang dihadirkan juga beragam varian loh.
Baca Juga: Kenapa kebanyakan pria tidak suka belanja? Ini alasannya Harga yang dibanderolnya hanya mulai dari Rp 35.000 sampai Rp 180.000 per pasangnya. Dengan harga jual tersebut, dirinya mengaku bisa meraup omzet hingga jutaan rupiah. Untuk itu, kedepannya ia berharap pertumbuhan usaha ini bisa tumbuh 80%. Untuk mencapainya tentu dirinya akan melakukan inovasi berkelanjutan dengan memberikan produk trendy dengan kualitas premium.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli