JAKARTA. Berbeda dengan Jakarta yang belakangan dilanda ketegangan sektarian, bekas daerah konflik Kabupaten Poso justru tengah berpesta dan bergembira dengan agenda tahunan Festival Danau Poso. Sebanyak 15.000 warga Muslim, Kristen, Hindu, dan Budha hanyut dalam kemeriahan dan kegembiraan pesta dan Festival Danau Poso (FDP) 2016 yang diramaikan bekas vokalis Dewa-19 Once dan kawan-kawan selama sepekan ini di Kota Tentena, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. “Kepada Indonesia dan dunia, kami katakan bahwa berkelahi tidak ada gunanya. Lebih dari 15 tahun lalu kami berkelahi dan tidak ada gunanya sama sekali, selain kehancuran. Anda mau itu, silakan, kami tidak mau lagi. Kapok kita,” ujar tokoh muda Poso Rizal Calvary Marimbo dalam keterangan tertulis, Sabtu (5/11).
Dia mengatakan, konflik sektarian tidak ada manfaatnya sama sekali. Sebab itu, jangan sampai perpolitikan nasional malah mengulang kebodohan yang pernah terjadi di Poso. “Dulu kebodohan kami secara kolektif, berkelahi. Sekarang kami sudah pintar,” ujar dia. Senada dengan itu, Tokoh Masyarakat Poso Hendrik “Acheo” Lyanto mengatakan, masyarakat Poso sudah dewasa dalam hal hidup dalam keragaman. Sebab itu, masyarakat Poso dapat menjadi contoh nyata hidup dalam keragaman saat ini. “Hal itu terlihat dari semua lapisan agama, suku, dan profesi bahu membahu menyukseskan pesta Danau Poso terakbar sepanjang sejarah festitval ini digelar 2-5 November ini,” ujar Hendrik. Hal yang sama diutarakan oleh Tokoh Muda Muslim Uztad Darwis Waru. Darwis mengatakan, soal kerukunan umat beragama di Poso sudah selesai. Sebab itu, Poso jauh lebih siap dibandingkan daerah lain untuk melaju membangun ketertinggalan. “Saya kira Poso siap membangun sektor unggulannya pariwisata. Ketegangan antar kelompok itu sudah jadi masa lalu kami. Masa depan kami adalah kemajuan dan mendatangkan lebih banyak wisatawan domestik maupun mancanegara ke sini, agar masyarakat lebih sejahtera dari pariwisata,” ujar tokoh Ansor yang pernah aktif berjuang dalam perdamaian Poso ini. Hendrik mengatakan, FDP kali ini merupakan yang terakbar dan termeriah sejak pertama kali digelar pada tahun 1980-an. Sebanyak puluhan artis nasional, Menpora Imam Nahrowi, dan Runner-up Putri Indonesia 2015 Gresya Amanda memeriahkan acara ini. Kegiatan lain yang akan digelar seperti pergelaran massal tarian tradisional setempat Moende, pemilihan putri Danau Poso, kuliner, serta pameran produk unggulan. Ada juga lomba lari marathon mengelilingi danau poso sejauh 42 km yang diikuti oleh para pelari dari tingkat nasional hingga internasional. Malam penutupan diisi oleh acara penetapan putri Danau Poso, pesta kembang api dan pelepasan lampion untuk memecahkan rekor MURI. Sejak acara FDP digelar, lebih dari 30.000 orang telah berkunjung ke Kota Wisata Tentena. Kunjungan tersebut membuat perekonomian rakyat di sekitar Danai Poso berdenyut. “Sebab itu, kita optimis Poso akan melaju lebih kencang ke depan, sebab isu-isu sektarian sudah sirna dan keamanan sudah sungguh sangat baik dan lebih aman daripada daerah lain,” ujar Acheo. Berinvestasi Selain memajukan pariwisata, Poso juga diproyeksikan menjadi tujuan investasi nasional. Investasi yang masuk ke Poso telah mencapai Rp 6,5 triliun. Sebagian besar investasi tersebut bergerak disektor energi baru terbarukan dari sebanyak sembilan perusahaan yang berinvestasi ke Poso.