Merayu nasabah Jepang Di Indonesia



JAKARTA. Bank-bank domestik terus berusaha menambah nasabah untuk memperbesar kapasitas bisnis. Salah satunya dengan menggaet perusahaan-perusahaan Jepang yang beroperasi di Indonesia. Caranya, menjalin kerjasama dengan bank lokal Jepang agar nasabah mereka di Indonesia menggunakan layanan bank domestik.

Potensi bisnis dari perusahaan Jepang memang sangat tinggi. Saat ini terdapat 1.000 perusahaan Jepang yang beroperasi di Indonesia dengan potensi transaksi sebesar US$ 48,8 miliar. Sebagaian besar bergerak di bidang manufaktur, otomotif, pelayanan (services), konstruksi, perdagangan dan transportasi.

Bank BNI mencium peluang ini dan mendirikan Japan Desk pada awal tahun 2012. Bersamaan dengan itu, BNI menandatangani nota kesepahaman dengan 23 bank regional asal Jepang melalui kerjasama di bawah payung Japan Bank for International Corporation (JBIC), dan 12 bank regional lain secara langsung.


Beberapa bulan ke depan ada 11 bank regional lagi yang menjalin kerjasama bilateral. "Jadi, totalnya 46 bank," terang Adi Setianto, Direktur Treasury and Financial Institution Bank BNI, Kamis (2/8). Nantinya, setiap bank yang bekerjasama itu bakal menempatkan perwakilan di unit Japan Desk BNI.

Abdullah Firman Wibowo, Kepala Divisi Internasional Bank BNI, mengatakan perusahaan Jepang memiliki keunikan. Umumnya, nasabah -nasaha mereka enggan menggunakan jasa bank lokal tanpa ada referensi dari bank asal negaranya.

Saat ini BNI sudah menjalin kerjasama dengan 196 perusahaan Jepang di Indonesia dan mendapat dana mengendap sebesar Rp 1,35 triliun. "Tahun ini kami optimistis pendapatan dari Japan Desk mencapai Rp 50 miliar, lalu tahun depan bisa naik menjadi Rp 200 miliar," ujarnya.

Bank lain yang menggarap nasabah Jepang adalah Bank Internasional Indonesia. Bank yang mayoritas sahamnya milik MayBank Malaysia ini telah menandatangani kerjasama dengan Shinkin Central Bank. BII akan menjadi servicing bank bagi nasabah Shinkin di Indonesia dan menyediakan produk serta layanan perbankan mulai dari sektor konsumer hingga korporasi.

Kerjasama ini jelas menguntungkan BII. Soalnya, kemitraan ini juga mencakup 271 Bank Shinkin atau bank perkreditan rakyat (BPR) dari Jepang.

Berdasarkan survei Bank Shinkin, terdapat 100 nasabah mereka yang masuk ke Indonesia. "Di tahun ini diprediksi akan ada sekitar 300 nasabah Shinkin yang masuk ke Indonesia," ujar Dato\' Khairussaleh Ramli, Presiden Direktur BII.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie