Merck (MERK) bagikan dividen final Rp 54,65 miliar atau Rp 122 per saham



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Merck Tbk (MERK) akan membagikan dividen untuk tahun buku 2020 sejumlah Rp 54,65 miliar atau Rp 122 per saham. Hal itu diputuskan berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) MERK, Rabu (16/6).

Presiden Direktur MERK Evie Yulin mengatakan, tahun lalu, MERK masih bisa meraih kinerja yang positif di tengah tantangan pandemi serta dapat mempertahankan kepemimpinan di segmen pasar obat-obatan resep.

Evie berujar, MERK  tetap berupaya mempertahankan posisi keuangan dan rasio keuangan yang solid di tahun lalu. Pada tahun 2020 lalu, total aset, liabilitas dan ekuitas MERK tercatat mencapai Rp 930 miliar, Rp 317 miliar dan Rp 613 miliar atau masing-masing tumbuh 3% dari torehan di tahun sebelumnya.


Kata Evie, penjualan pada Divisi Obat-Obatan Resep (Healthcare) di tahun 2020, masih konsisten di atas pertumbuhan pasar dengan mencatatkan pertumbuhan penjualan sebesar 2%, sementara pasar tumbuh negatif 9,8%.

“Dari sisi penjualan, divisi usaha obat-obatan resep mencapai realisasi Rp 482 miliar sehingga berkontribusi 73% terhadap total pendapatan perseroan,” sebut Evie dalam paparan publik virtual, Selasa (16/6).

Baca Juga: Evie Yulin: Jatuh Cinta Pada Dunia Farmasi Sejak Sekolah

Di tengah kondisi pandemi tahun lalu, MERK selalu berusaha membangun hubungan yang baik dengan para stakeholder, seperti dokter, pemangku kepentingan di pemerintahan, apoteker dan tenaga kesehatan lainnya dengan berbagai cara. Seperti edukasi medis yang berkesinambungan (CME), peningkatan kesadaran, screening dan kemitraan swasta publik (public-private partnership), serta mengambil bagian secara aktif dalam melakukan edukasi kesehatan kepada masyarakat dengan bekerja sama dengan asosiasi kedokteran dan organisasi pendukung pasien.

“Berbagai upaya tersebut mampu meningkatkan pangsa pasar, merebut peringkat yang lebih tinggi, dan tumbuh lebih tinggi daripada rata-rata pasar di dalam segmen obat-obatan resep,” terang Evie.

Evie menyebutkan, Divisi Plant MERK menghadapi tantangan terbesar dari aspek kesehatan dan keselamatan karyawan dan lingkungan (K3L), di mana produksi harus tetap berjalan optimal, namun di sisi lain masih harus memperhatikan protokol kesehatan yang berlaku.

Menghadapi tantangan tersebut, Divisi Plant MERK mampu melampaui target awal tahun sebesar 102%, dengan volume unit produksi mencapai 818 juta tablet di tahun 2020. Sementara itu, komposisi produksi pabrik adalah 93% produk solid, serta 7% produk liquid dan semi solid, di mana tingkat utilisasi kapasitas pabrik mencapai 77%.

MERK juga melihat peluang ekspor yang semakin terbuka lebar. Ini dibuktikan dengan perbandingan volume ekspor dan domestik mencapai 52% dan 48% di tahun lalu. Kinerja positif ini semakin memicu MERK untuk merealisasikan rencananya melakukan ekspansi pabrik dari kapasitas terpasang 1,6 miliar tablet dan kapsul menjadi kapasitas 2 miliar tablet.

“Sehingga ke depannya, MERK akan menjadi produsen dan penyalur produk-produk Merck Group di Asia Tenggara. Untuk tahap pertama, pabrik akan fokus pada produksi produk-produk diabetes,” jelas Evie.

Sementara itu, lini bisnis MERK yang berfokus pada bahan baku obat (BBO) terus menunjukkan perkembangan positif dengan memberikan kontribusi sebesar 12% dari total pendapatan di tahun 2020. Namun demikian, penjualan di tahun lalu harus terkontraksi sebesar 28% menjadi Rp 78 miliar.

“Namun penurunan ini tidak sebesar kehilangan pendapatan dari Thiamin pada 2019 karena adanya peningkatan penjualan produk-produk lain,” imbuh Evie.

Selanjutnya: Emiten farmasi masih punya sentimen positif di tahun 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat