Merck perkuat lini bisnis obat resep di tahun ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Merck Tbk berencana mulai fokus untuk memperkuat lini bisnis obat-obat resep alias biofarma. Emiten berkode MERK ini tengah menyiapkan produk obat baru, yakni bavencio dan mavenclad.

Sekadar catatan, bavencio merupakan obat kanker kulit sedangkan mavenclad merupakan obat untuk multiple sklerosis.

Melisa Sandrianti, Corporate Secretary MERK mengatakan, rencana penjualan bavencio dan mavenclad pada dasarnya merupakan bentuk komitmen perusahaan dalam menyediakan produk inovatif dan berkualitas di bidang farmasi Indonesia. Terlebih lagi, kedua produk tersebut sebenarnya sudah banyak diluncurkan oleh negara-negara lain.


Hanya saja, proses pemasaran produk bavencio dan mavenclad tidaklah mudah. Sebab, perusahaan harus melakukan registrasi dan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). “Proses persetujuan ini memerlukan waktu kurang lebih 3-4 tahun ke depan,” ujar Melisa, Jumat (6/7).

Fokus MERK terhadap lini bisnis biofarma dinilai wajar. Apalagi, perusahaan sedang merencanakan divestasi lini bisnis consumer health (obat bebas) kepada Procter & Gamble (P&G). Rencana ini sudah mendapat persetujuan lewat Rapat Umum Pemegang Saham pada 25 Juni lalu.

Divestasi ini merupakan wujud dari strategi Merck KgaA, induk perusahaan MERK, yang berfokus pada inovasi di bidang sains dan teknologi. “Perusahaan masih akan tetap menjalankan lini bisnis consumer health seperti biasa hingga proses transaksi ditargetkan rampung pada kuartal IV-2018,” papar Melisa.

Setelah proses transaksi selesai, MERK akan memfokuskan kegiatan usahanya pada operasi dan pengembangan lini bisnis biofarma dan divisi lainnya.

Melisa melanjutkan, lini bisnis consumer health (obat bebas) pada dasarnya juga masih mendapat perhatian tinggi di tahun ini. Salah satu upayanya dengan menggencarkan promosi terhadap produk obat andalan seperti Sangobion dan Neurobion.

Promosi tersebut tak main-main. Sebab, perusahaan membalut promosi kedua produk tersebut dalam bentuk kampanye kesehatan. Di antaranya melalui program edukasi bertema “Indonesia Bebas Anemia” dan “Lawan Neuropati”.

Kampanye pemasaran produk ini kata Melisa memakan biaya yang cukup tinggi, bahkan mempengaruhi kinerja keuangan MERK di periode awal tahun. Akibat tingginya biaya promosi dan permintaan yang masih rendah, pendapatan MERK di kuartal I-2018 lalu turun 1,58% (yoy) menjadi Rp 311,33 miliar. Demikian pula dengan laba bersih perusahaan yang turun 20,63% (year on year) menjadi Rp 52,21 miliar.

Akan tetapi, Melisa tidak mengkhawatirkan penurunan tersebut. Menurutnya, kampanye yang dilakukan MERK merupakan bentuk investasi tersendiri yang diharapkan membawa keuntungan secara jangka panjang. “Hasilnya, seperti pada tahun-tahun sebelumnya, kinerja perusahaan dapat kembali tumbuh di atas kinerja pasar,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi