Merck serius garap divisi kimia



JAKARTA. Guna menjawab pertumbuhan bisnis divisi kimia, PT Merck Tbk memutuskan memindahkan pengelolaan gudang ke pihak ketiga. Yaitu ke Schnenker. Perusahaan asal Jerman ini beralasan, dengan memindahkan gudang ke tangan pihak ketiga proses pemesanan barang bakal berlangsung lebih cepat.

Maklum, total produk yang dijajakan Merck di pasar Indonesia ada sekitar 7.000 item. Tentu hal ini butuh penanganan pengelolaan gudang yang lebih cermat. “Sejak Mei kemarin, kami resmi pindah gudang,” kata Sumonta Achachotipong, Direktur Divisi Kimia PT Merck Tbk di kantor Merck, Pasar Rebo Jakarta Timur.

Menurut Markus Bamberger, Presiden Direktur PT Merck Tbk, divisi kimia Merck tumbuh cukup pesat. Rata-rata sekitar 15% per tahun. Kalau tahun 2006 divisi ini meraih pendapatan sebesar Rp 124 miliar, di tahun 2010 ini sudah mencapai Rp 233 miliar. “Kontribusi divisi ini sekitar 39% dari total pendapatan kami,” ucapnya.


Meski gudang sudah pindah ke Marunda, Jakarta Utara, bukan berarti sistem pelayanan ke konsumen makin molor. Justru dengan penerapan teknologi manajemen penyetokan, pengiriman dan pemesanan barang sejak tahun lalu menjadi lebih lancar. Kalau sebelumnya, klien bisa mendapat pesanan barang minimal satu hari, kini minimal dua jam saja. Investasi SAP sebesar Rp 38 miliar pada teknologi ini ternyata tidak sia-sia.

Perusahaan farmasi ini menyuplai beragam bahan kimia yang menjadi bahan baku untuk kalangan industri. Seperti bahan untuk mengetes kadar air minuman atau bahan baku untuk produk kosmetik. Perusahaan semacam Aqua Danone, Coca Cola, Frisian Flag Indonesia, Martina Berto dan Indofood adalah sebagian dari 5.000 pelanggan Merck.

Sumonta berharap, kinerja divisi kimia Merck bakal tumbuh antara 15%-20% di tahun 2011 ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon