Merck Sharp ingin meracik porsi ekspor obat 85%



JAKARTA. PT Merck Sharp Dohme Pharma Tbk ingin memperbesar porsi pendapatan ekspor hingga 85% tahun depan. Perusahaan farmasi dengan kode saham SCPI di Bursa Efek Indonesia ini ingin menambah negara tujuan ekspor ke Asia Pasifik.

Pasar terbaru yang mereka rambah adalah Korea Selatan. Negeri Ginseng itu jadi bagian dari 15 negara ekspor sasaran Merck Sharp. Menyusul Australia, Selandia Baru, Hong Kong, Thailand dan Sri Langka.

Saat ini, Merck Sharp sudah mendaftarkan sejumlah produk obat dan tinggal menunggu izin dari badan pengawas obat negara-negara tersebut. Pasca izin keluar, perusahaan itu meyakini volume ekspor bisa meningkat dua hingga tiga kali lipat. "Tahun depan jika semuanya berjalan lancar maka kontribusi ekspor bisa mencapai 85%," ujar Novian Zein, Direktur Merck Sharp Dohme, Selasa (9/12).


Hingga September 2014, penjualan ekspor tercatat Rp 475 miliar, atau berkontribusi 65,59% terhadap total pendapatan. Pendapatan ekspor sembilan bulan 2014 itu tiga kali lipat lebih besar dari capaian ekspor selama sembilan bulan pertama 2013. 

Karena fokus menggarap pasar Asia Pasifik, perusahaan itu tak berencana menyasar pasar lain, seperti Eropa. "Induk perusahaan kami mendirikan pabrik di Indonesia memang untuk menyuplai pasar Asia Pasifik," terang Novian. Sebagai informasi, Merck Sharp merupakan bagian dari Merck Sharp & Dohme Corporation asal Amerika Serikat.

Meski fokus memperbesar pasar Asia Pasifik, perusahaan itu juga berupaya meningkatkan penetrasi pasar domestik. Agar target penjualan di dalam negeri bisa tercapai, manajemen telah menyiapkan tiga strategi.

Pertama, berpartisipasi dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diselenggarakan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Sudah ada beberapa produk obat Merck Sharp yang terdaftar dalam e-catalog BPJS. Salah satunya obat untuk tumor otak.

Kedua, mengeluarkan dua produk obat kanker baru tahun depan. Kata Novian, obat itu telah dipasarkan di Amerika Serikat dan kini sedang menunggu keluarnya izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).  Sebagai catatan, tahun ini, Merck Sharp mengeluarkan empat produk baru di Indonesia.

Ketiga, berekspansi ke beberapa kota. Termasuk meningkatkan kerjasama dengan  mitra bisnis lokal. Perusahaan itu berharap aneka strategi itu bisa mengerek pertumbuhan penjual domestik double digit 20% tahun depan.

Untuk mendukung aksi memperbesar pasar ekspor dan domestik, Merck Sharp mengandalkan tambahan pabrik anyar di Pandaan, Jawa Timur yang beroperasi sejak 2013. Manajemen optimistis kapasitas produksi di pabrik tersebut bisa meningkat tiga kali lipat menjadi enam juta obat setahun pada 2015. 

Meski pendapatan hingga September 2014 tumbuh 141,78% menjadi Rp 691,17 miliar tapi Merck Sharp masih merugi. Tercatat, rugi tahun berjalan Rp 9,99 miliar. Paling tidak, sejak 2010, perusahaan itu memang masih mencatatkan rugi saban tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anastasia Lilin Yuliantina