Merdeka Battery Materials (MBMA) Olah Material Sisa Pengolahan Nikel Jadi Asam Sulfat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) mengembangkan proyek Acid Iron Metal (AIM) I yang menyulap sisa-sisa material dari proses pengolahan nikel menjadi produk bernilai tambah, salah satunya asam sulfat.

Melansir berita Kontan.co.id, AIM I merupakan proyek patungan antara Grup MBMA dan grup Tsingshan di Indonesia Morowali Industrial Park  (IMIP).

Proyek ini memproses bijih pirit kadar tinggi (besi sulfida) dari Tambang Tembaga Wetar menghasilkan logam, seperti pelet besi, tembaga, emas dan perak, serta asam sulfat dan uap.


Proyek AIM I diharapkan akan memulai kegiatan operasi pada pertengahan kedua tahun 2023 dengan kapasitas produksi asam terpasang sebesar 1,2 juta ton per tahun pada tahun 2024.

GM External Affairs PT Merdeka Battery Materials, Muhammad Toha menjelaskan proyek AIM I adalah proyek pertama di Indonesia yang bahan bakunya berasal dari material buangan dan bijih kadar rendah yang diambil dari tambang yang terletak di Provinsi Maluku.

Baca Juga: Merdeka Battery Materials (MBMA) Jajaki Produksi Anoda dan Katoda di Indonesia

“Material sisa hasil pengolahan kegiatan kami di Pulau Wetar kemudian akan kami kirimkan. Di Morowali kemudian akan kami ekstraksi lebih lanjut dan menghasilkan aneka produk,” ujarnya dalam webinar Peluang Investasi Hilirisasi Sektor Mineral, Senin (14/8).

Salah satu produk tersebut ialah asam sulfat yang nantinya akan diintegerasikan pada pabrik HPAL di Morowali dan menjadi bahan pendukung atau sumber energi di sana.

Toha menyatakan, proyek AIM I sesuai dengan mindset kegiatan operasional penambangan ke depannya yang bukan semata-mata mengolah mineral utama saja, melainkan juga mineral kadar rendah dan sisa-sisa yang terbukti memiliki nilai ekonomis.

Dalam catatan Kontan, keseriusan menggarap proyek AIM I dibuktikan MBMA dengan mengucurkan pinjaman kepada PT Merdeka Tsingshan Indonesia. Merdeka Tsingshan Indonesia merupakan perusahaan terkendali  MBMA yang sahamnya dimiliki oleh MBMA secara langsung dan tidak langsung melalui PT Batutua Pelita Investama sebesar 80,00%.

Pinjaman yang dilakukan pada 20 Juni 2023 tersebut nilainya mencapai US$ 50 juta.

 
MBMA Chart by TradingView

MBMA sebagai kreditur yang juga sebagai sebagai perusahaan pengendali Merdeka Tsingshan Indonesia, sepakat untuk memberikan dana pembiayaan sampai dengan US$ 50 juta, ditambah dengan kurs referensi Secured Overnight Financing Rate (SOFR) berjangka 3 bulan dan  margin 5,26%.

Sehingga, setelah efektifnya perjanjian, Merdeka Tsingshan Indonesia dapat menggunakan dana pembiayaan yang diberikan oleh MBMA untuk membiayai sebagian kebutuhan belanja modal Merdeka Tsingshan Indonesia yang timbul dari pembangunan proyek AIM I.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari