KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Merdeka Copper Gold Tbk (
MDKA) mencetak kinerja
top line yang positif hingga kuartal III-2024. Namun, dari sisi
bottom line masih negatif. Melansir laporan keuangannya di keterbukaan informasi, Rabu (18/12), MDKA mencetak pendapatan bersih US$ 1,66 miliar per September 2024, turun 42,5% bila dibandingkan pada posisi yang sama tahun lalu sebesar US$ 1,17 miliar. Namun dari sisi bottom line, MDKA mencatatkan rugi periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 67,02 juta per kuartal III-2024, bengkak 181,92% dari posisi yang sama tahun lalu sebesar rugi US$ 23,77 juta.
Baca Juga: Grup Merdeka Ungkap Prospek Kinerja MDKA dan MBMA Beserta Proyek Ekspansinya Secara rinci, pendapatan MDKA dari penjualan emas, perak, katoda tembaga, NPI, nikel matte dan bijih nikel limonit mencapai US$ 1.667.225.726 per kuartal III-2024. Sementara penjualan dari pihak ketiga dan pihak berelasi tercatat US$ 313,610. Presiden Direktur PT Merdeka Copper Gold Tbk Albert Saputro mengatakan peningkatan pendapatan yang signifikan ini terutama didorong oleh bisnis nikel di bawah kendali anak perusahaan MDKA, yakni PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA). Sejumlah hasil penting dalam operasional bisnis nikel mencakup peningkatan produksi di PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM), serta produksi nikel berupa nikel pig iron (NPI), dan high grade nikel matte (HGNM). Sepanjang sembilan bulan pertama 2024, tambang SCM memproduksi 6,7 juta metrik ton basah/wet metric ton meningkat 176% dibandingkan sembilan bulan pertama 2023. Pada periode yang sama, tambang SCM memproduksi 1,9 juta wmt saprolit, atau meningkat sebesar 113% secara tahunan. Selain itu, smelter RKEF memproduksi 63.338 ton nikel NPI, sedangkan fasilitas nikel matte memproduksi 38.422 ton nikel HGNM. Pada kuartal III 2024, upaya optimalisasi dan mobilisasi kontraktor pertambangan baru mendukung peningkatan volume produksi bijih nikel yang signifikan. Produksi bijih limonit meningkat 130%, sedangkan produksi bijih saprolit meningkat 360% dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Albert menerangkan, fokus strategis Grup Merdeka dalam mengembangkan operasi nikel dan bisnis di segmen hilirisasi telah membuahkan hasil yang luar biasa dan menempatkan perusahaan pada pertumbuhan berkelanjutan.
Baca Juga: Simak Proyek yang Bakal Sokong Kinerja Emiten Grup Merdeka Ia mengklaim kemajuan proyek-proyek utama lainnya juga menunjukkan kemajuan yang menggembirakan, termasuk Proyek Emas Pani yang berpotensi menjadi tambang emas primer terbesar di Indonesia, dan Proyek Tembaga Tujuh Bukit, salah satu deposit tembaga terbesar di dunia yang belum dikembangkan. "Kedua proyek kelas dunia ini akan mendukung pertumbuhan berkelanjutan grup ini secara signifikan,” kata Albert dalam keterangan resminya yang diterima Kontan, Rabu (18/12). Albert menerangkan bahwa perusahaan berada pada jalur yang tepat untuk mencapai target produksi 2024 masing-masing sebesar 100.000 hingga 120.000 ons emas dan 14.000 hingga 16.000 ton tembaga. “MDKA sedang bertransisi dari operasi skala menengah ke portofolio aset berskala besar, berumur panjang, serta berbiaya rendah," tutupnya.
Investasi strategis perusahaan pada proyek TB Copper, Pani, pabrik AIM, dan MBMA akan meningkatkan kinerja perusahaan secara signifikan dalam waktu dekat dan memperkuat posisi group Merdeka sebagai perusahaan pertambangan di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi