KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Merdeka Copper Gold Tbk (
MDKA) cukup getol dalam mencari pendanaan di pasar modal. Emiten tambang mineral logam ini tercatat akan melakukan sejumlah aksi korporasi guna membiayai agenda bisnisnya. Pertama, MDKA akan melakukan penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau rights issue 1,20 miliar saham. Aksi korporasi ini telah mengantongi persetujuan rights issue pada Rapat Umum Pemegang saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 27 Januari 2022 silam. Harga pelaksanaan rights issue ditentukan sebesar Rp 2.830 per saham. Sehingga, jumlah dana yang akan diterima MDKA dalam aksi korporasi ini adalah sebesar Rp 3,41 triliun.
Perusahaan baterai listrik asal Hong Kong, yakni Hongkong Brunp and Catl Co., Limited (Brunp) bertindak sebagai pembeli siaga. Brunp akan membeli seluruh sisa saham baru dalam jumlah sebanyak-banyaknya 757,09 juta pada harga pelaksanaan.
Baca Juga: Merdeka Copper (MDKA) Beri Fasilitas Pembiayaan ke Andalan Bersama Investama MDKA akan menggunakan dana hasil rights issue ini untuk empat keperluan. Pertama, sekitar 60% akan digunakan untuk dialokasikan kepada PT Bumi Suksesindo (BSI) untuk mendanai sebagian kebutuhan belanja modal, pembayaran sebagian pokok utang dan modal kerja. Kedua, sekitar 22% akan digunakan untuk dialokasikan kepada PT Batutua Tembaga Raya (BTR) untuk mendanai sebagian kebutuhan belanja modal dan modal kerja. Ketiga, sekitar 9% akan digunakan untuk dialokasikan kepada PT Batutua Kharisma Permai (BKP) untuk mendanai sebagian kebutuhan belanja modal dan modal kerja. Keempat, sekitar 9% akan digunakan untuk dialokasikan kepada PT Puncak Emas Tani Sejahtera (PETS) untuk mendanai sebagian kebutuhan belanja modal. Selain rights issue, MDKA juga akan menerbitkan surat utang (obligasi). MDKA akan menerbitkan obligasi dengan nilai pokok Rp 2 triliun, yakni obligasi Berkelanjutan III Tahap II Tahun 2022 Merdeka Copper Gold. ini merupakan bagian dari Obligasi Berkelanjutan III Merdeka Copper Gold dengan total nilai Rp 9 triliun. Pada tahap pertama, MDKA telah menerbitkan obligasi Rp 3 triliun. Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Desy Israhyanti menilai, aksi korporasi yang gencar dilakukan MDKA sudah tepat dan pengaruhnya tentu positif terhadap kinerja MDKA. Ini seiring dengan potensi peningkatan kebutuhan logam terhadap transformasi energi terbarukan yang digencarkan untuk mendukung program net zero emission pada tahun 2060. Desy melihat, diversifikasi bisnis yang dilakukan MDKA melalui kerjasamanya dengan Brunp yang merupakan supplier baterai kendaraan listrik terbesar di dunia, memberikan peluang besar terhadap profil keuangan, baik dari sisi diversifikasi pendapatan dan perputaran arus kas (
cash flow) ke depannya.
Baca Juga: Merdeka Copper Gold (MDKA) Tawarkan Obligasi Dengan Bunga Hingga 9,25% “Terlebih, pemulihan ekonomi dalam negeri sedang berlangsung dan saat ini suku bunga Bank Indonesia (BI) belum naik. Jadi masih ada momentum mendapatkan suku bunga rendah untuk pendanaan di pasar surat utang,” terang Desy kepada Kontan.co.id, Rabu (13/4). Desy melihat, permintaan emas dan tembaga yang merupakan komoditas utama MDKA akan tetap eksis. Sebagaimana fungsi logam tersebut yang digunakan sebagai bahan baku industri, emas juga digunakan sebagai instrumen investasi. Terlebih, emas menjadi alternatif investasi yang juga disimpan dalam jangka waktu cukup lama. Sentimen saat ini adalah ketidakpastian pasar yang membawa harga emas naik lebih tinggi. “Namun, akan bergerak turun apabila pasar kembali stabil,” sambung dia. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi