KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Merdeka Copper Gold Tbk (
MDKA) menggali lebih dalam potensi pendapatan dari pertambangan tembaga. Melalui anak usahanya yakni PT Bumi Suksesindo (BSI), MDKA tengah mempersiapkan megaproyek tambang yang diharapkan bisa beroperasi mulai 2027. Proyek baru MDKA tersebut berada dalam kawasan Tambang Emas Tujuh Bukit yang dikelola PT BSI di Banyuwangi, Jawa Timur. Proyek yang dinilai berkelas dunia itu disebut sebagai Proyek Tembaga Tujuh Bukit. Chief of External Affairs Merdeka Copper Gold Boyke Poerbaya Abidin mengungkapkan, rencana pengoperasian proyek Tembaga Tujuh Bukit masih terus dimatangkan. MDKA lewat PT Bumi Suksesindo saat ini tengah fokus menguji studi kelayakan dan juga mempersiapkan segala infrastruktur, serta fasilitas pendukung.
MDKA telah menginvestasikan lebih dari US$167 juta sejak tahun 2018 untuk memajukan proyek Tembaga Tujuh Bukit. Pendanaan itu termasuk untuk menjalankan eksplorasi sepanjang 1.890 meter, pengeboran penentu sumber daya, pemodelan geologi, dan studi teknis yang sedang berlangsung.
Baca Juga: Merdeka Copper (MDKA) Siapkan Dana untuk Melunasi Dua Obligasi Pada kuartal kedua lalu, hasil Pra-Studi Kelayakan proyek Tembaga Tujuh Bukit menunjukkan potensi bahwa proyek tersebut bisa menjadi tambang bawah tanah kelas dunia yang berumur panjang. Proyek Tembaga Tujuh Bukit berpotensi memiliki total kapasitas produksi 24 juta ton bijih per tahun dan dapat memberikan produksi maksimal 112 ribu ton tembaga, serta 366 ribu ounces emas dalam konsentrat per tahun. Boyke yang juga menjabat sebagai Direktur PT BSI menyebutkan, cadangan tambang Tembaga Tujuh Bukit ini berkelas dunia dengan jangka waktu operasinya bisa selama 20 tahun sampai 30 tahun. Sejauh ini, PT BSI sudah melakukan drilling alias pengeboran minyak, kemudian sudah dilaksanakan pula pengembangan lainnya berupa pembangunan infrastruktur. “Diharapkan dalam tiga hingga empat tahun ke depan sudah bisa menyelesaikan tahap studi kelayakan dan juga tahapan konstruksi, sehingga diharapkan bisa berproduksi,” kata Boyke kepada awak media di Banyuwangi, Kamis (7/9). Adapun PT BSI mengelola proyek Tambang Emas Tujuh Bukit berdasarkan Izin Usaha Pertambangan Operasi dan Produksi yang dimiliki sejak 2012 di atas lah[1]an seluas 4.998 hektare dalam area hutan produksi di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi. Dari luas tersebut, BSI hanya memanfaatkan 992 hektare untuk operasi tambang Bumi Suksesindo telah mencetak pencapaian produksi hingga 1 juta ons per Juni 2023, sejak pertama kali memulai produksi emas di tahun 2017. Prestasi BSI lainnya adalah catatan jam kerja tanpa cidera yang bisa mengakibatkan kehilangan waktu atau Lost Time Injury (LTI) mencapai 20 juta jam pada Juli 2023.
Boyke menuturkan, MDKA ke depannya akan terus bertumbuh salah satunya melalui langkah akuisisi. MDKA akan terus menambah pundi-pundi pendapatan di masa mendatang, selain dari proyek Tembaga Tujuh Bukit. MDKA siap memetik hasil, baik dari kemajuan proyek eksisting ataupun proyek baru seperti Tambang Tembaga Wetar di Maluku, Tambang Emas Pani di Gorontalo (Sulawesi), serta pengembangan kawasan industri khusus nikel di Konawe (Sulawesi) yang dikelola PT Merdeka Battery Minerals Tbk (MBMA). “Kami memiliki kesempatan untuk bertumbuh yang bukan hanya mengandalkan tambang jangka pendek tetapi menjadi perusahaan tambang yang cukup besar dengan mengoperasikan tambang berumur di atas 20 tahun,” imbuh Boyke. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari