Merdeka Copper janjikan untung tahun 2017



JAKARTA. PT Merdeka Copper Gold bakal menjadi emiten tambang pertama yang belum berproduksi namun melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sejak didirikan pada tahun 2012 lalu, Merdeka Copper yang bergerak di bisnis pertambangan emas, perak, dan tembaga masih membukukan kerugian.

Saat ini, Merdeka Copper sedang mempersiapkan tahapan konstruksi proyek Tujuh Bukit di Banyuwangi, Jawa Timur. Rencananya, pembangunan proyek itu akan dimulai pada pertengahan tahun ini dengan jangka waktu sekitar 20 bulan. Dengan begitu, target produksi dapat dimulai pada Kuartal IV tahun 2016 mendatang dan mulai melakukan penjualan pada 2017 mendatang.

Produksi pada lapisan oksida yang menghasilkan emas dan perak secara komersial akan dimulai pada tahun depan dengan produksi bijih rata-rata sebesar 3 juta ton per tahun. Targetnya adalah meraih produksi tahunan emas hingga 90.000 oz dan perak hingga 1 juta oz.


Wakil Presiden Direktur, Hardi Wijaya Liong mengatakan, usai berproduksi, perseroan berharap bisa meraih laba bersih. Informasi saja, pada tahun 2014, perseroan masih belum mencetak pendapatan dan membukukan kerugian hingga US$ 4,9 juta.

Nilai kerugian itu diprediksi masih akan meningkat pada tahun ini menjadi US$ 5,6 juta. Lalu, pada tahun depan nilai kerugiannya akan naik menjadi US$ 12,9 juta. Namun setelah berproduksi dan melakukan penjualan pada tahun 2017, harapannya, laba bersih Merdeka Copper bisa mencapai US$ 19,2 juta. "Penjualan kami utamakan untuk kebutuhan lokal," ujarnya di Jakarta, Selasa (12/5).

Perusahaan tambang milik Saratoga Grup ini akan melepas saham baru dalam Initial Public Offering (IPO) sebanyak 874,36 juta saham atau 21,7% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh. Harga IPO itu dibanderol sebesar Rp 1.800 - Rp 2.100 per saham.

Dengan begitu, perseroan bakal meraup dana segar sekitar Rp 1,5 triliun hingga Rp 1,8 triliun. Presiden Direktur Merdeka Copper Gold, Adi Ardiansyah Sjoekri mengatakan, dana hasil IPO akan disalurkan perseroan ke anak usahanya, PT Bumi Suksesindo (BSI).

Sebesar 50% dari dana IPO tersebut akan digunakan untuk belanja modal (capital expenditure/ capex). Sementara sebesar 40% akan digunakan untuk melunasi utang bank, dan sisanya untuk modal kerja.

Dalam hajatan ini, perseroan menunjuk PT Indo Premier Securities dan PT Bahana Securities sebagai penjamin emisi. Keduanya berkomitmen penuh terhadap seluruh saham yang ditawarkan.

Karena belum berproduksi, harga saham Merdeka Copper belum bisa dibandingkan dengan emiten sejenis yang sudah melantai di BEI. Moleonoto, Direktur Utama Indo Premier Securities mengatakan, karena belum ada pendapatan dan laba bersih, nilai valuasi saham IPO pun tidak bisa dinilai dari Price to Earning Ratio (PER).

Menurutnya, harga saham itu merupakan harga wajar berdasarkan penilaian Discounted Cash Flow (DCF). Berdasarkan penilaian dari Indo Premier, nilai valuasi ekuitas sebelum IPO berkisar US$ 444 juta hingga US$ 491 juta. "Kami yakin, perusahaan memiliki prospek jangka panjang yang meyakinkan," imbuhnya. Ia juga bilang, saham ini akan ditawarkan ke investor lokal maupun investor asing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia